Kamis, 01 Mei 2014

Laporan Praktikum Biologi "Annelida"

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Salah satu contoh kingdom animalia tersebut adalah filum annelida. Annelida yang sering juga disebut Annulata adalah cacing yang bersegmen, hidup di dalam air tawar, air laut, dan di darat. Beberapa diantaranya hidup sebagai parasit. Selain itu, annelida memiliki berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit. Contohnya cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas, lintah / leeches. Dalam filum annelida terdapat 3 kelas, yaitu kelas Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinae. Seringkali terjadi kekacauan pengertian antara annelida dan nematoda.
Filum Annelida merupakan cacing selomata berbentuk gelang yang memiliki tubuh memanjang, simetri bilateral, bersegmen, dan permukaannya dilapisi kutikula, dinding tubuh dilengkapi otot, memiliki prostomium dan sistem sirkulasi, saluran pencernaan lengkap, sistem ekskresi sepasang nefridia di setiap segmen, sistem syaraf tangga tali, sistern respirasi terdapat puda epidermis, reproduksi monoesis atau diesis dan larvanya trokofor atau veliger. Kebanyakan cacing Annelida hidup akuatik di laut dan terestrial di air tawar atau darat.
Cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas, beberapa organ (misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh, organ yang lain seperti saluran pembuangan, ada di setiap ruas.  Annelida mempunyai rongga tubuh atau coelem, rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm. Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utam membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral.
 Contoh spesies annelida yang terkenal adalah cacing tanah (Lumbricus sp.) cacing ini hidup di tanah, makanannya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Golongan lain dari annelida yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah. Lintah mempunyai balik penghisap dikedua ujung badanya. Batil penghisap posterior dipergunakan untuk melekatkan diri pada inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan untuk menghisap darah.
Filum Annelida mencakup berbagai jenis cacing yang mempunyai ruas-ruas sejati, seperti nereis, cacing tanah dan lintah. Annelida berasal dari bahasa latin annelus  berarti cincin kecil-kecil dan oidos berarti bentuk, karena cacing seperti sejumlah besar cincin kecil yang diuntai. Ciri khas filum annelida adalah tubuh menjadi ruas-ruas yang sama sepanjang sumbu asterior posterior. Istilah lain untuk ruas tubuh yang sama ialah metamere, somite, atau segmen. Bagian tubuh paling anterior disebut prostomium bukan suatu ruas. Demikian pula di bagian paling ujung posterior yang disebut pigidium, terdapat anus. Segmentasi pada annelid tidak hanya membagi otot dinding tubuh saja, melainkan juga menyekat rongga tubuh atau coelom dengan sekatan yang disebut septum, jamak septa.
           
I.2 Rumusan Masalah
  • Bagaimana struktur tubuh cacing tanah dan lintah ?
  • Apakah fungsi dari struktur tubuh cacing tanah dan lintah ?
  • Apakah cacing tanah dan lintah termasuk hewan arvetebrata ?
I.3 Tujuan Penelitian
  • Untuk mengamati dan mengetahui  morfologi, anatomi dan fisiologi dari spesies yang termasuk dalam filum Annelida dan menyusun klasifikasinya
  • Untuk mengamati salah satu angota dari kelas hirudinea maupun oligochaeta
  • Memperhatikan ciri- ciri utama hewan- hewan yang termasuk ke dalam kelas hirudinea dan oligochaeta, serta menjelaskan perbedaan masing- masing.

I.4 Manfaat Penelitian
  • Mengetahui ciri-ciri utama hewan yang termasuk ke dalam kelas hirudinea dan oligochaeta
  • Dapat membedakan hewan yang termasuk dalam kelas hirudinea dengan oligochaeta
  • Mengetahui struktur tubuh cacing tanah dengan lintah


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1) Morfologi dan Fisiologi Annelida.
Golongan cacing ini mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Jika Anda amati, cacing tersebut sudah mempunyai rongga sejati disebut triplobastik selomata. Bentuk tubuhnya bersegmen-segmen dilapisi oleh kutikula, tersusun oleh gelang kecil yang dibatasi dengan sekat berbentuk seperti cincin atau gelang. Jika cacing ini dipotong menjadi dua bagian yang sama, maka bentuk tubuhnya simetri bilateral.
Annelida ini mempunyai sistem pencernaan sempurna yaitu mulut, faring, esofagus, tembolok, usus halus, dan anus. Selain itu, juga mempunyai sistem ekskresi berupa nefridia. Respirasinya melalui permukaan tubuh atau insang. Pada tiap-tiap segmen terdapat organ ekskresi, sistem saraf, dan sistem reproduksi.

Ciri-ciri tubuh phylum Annelida adalah sebagai berikut:
a)     Tubuhnya beruas-ruas (metemere) atau somit (solimetes) dan sekat.
b)  Rongga tubuh antara saluran pencernaan dan dinding tubuh merupakan rongga tubuh yang sebenarnya. Dilapisi oleh epidermis yang biasanya disebut peritoneum.
c)     Pada bagian anterior terdapat ruas prae oral, yang disebut prostomium.
d)     Sistem  saraf terdiri atas sepasang syaraf sehingga disebut system saraf tangga tali.
e)     Tubuh dilapisi oleh lapisan kutikula, tetapi bahannya bukan dari chitine.
f)      Pada rongga tubuh terdapat sekat chitine yang disebut septum.
g)     Annelida hidup dengan bebas dan sebagian parasit pada vertebrata, termasuk manusia.

2) Perkembangbiakan Annelida.
          Pada cacing yang sudah dewasa akan terjadi penebalan epidermis yang disebut klitelum. Alat ini dapat digunakan untuk kopulasi dan akan menghasilkan kelenjar-kelenjar yang membentuk lapisan lendir sangat kuat untuk membentuk kokon, yaitu tempat/wadah telur yang telah dibuahi.Meskipun Annelida ini bersifat hemaprodit, tetapi pada saat terjadinya pembuahan harus dilakukan pada dua individu dengan saling memberikan sperma yang disimpan dalam reseptakulum seminis. Setelah selesai terjadinya perkawinan, maka kokon akan lepas dan berisi butir-butir telur yang telah dibuahi.

3) Jenis-Jenis Annelida.
Seperti yang telah Anda lakukan pada Kegiatan Kelompok , filum ini ada beberapa kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.

a) Polychaeta.
Tiap segmen dilengkapi dengan parapodia, yaitu semacam kaki yang terdapat pada sisi kanan dan kiri tubuhnya. Kepala dapat terlihat jelas dan bermata. Habitat berada di laut. Pada cacing ini, alat kelamin cacing jantan dan betina sudah dapat dibedakan, larvanya bersilia, dan dapat bergerak bebas yang disebut dengan trokopor. Pada saat musim kawin, bagian tubuh tertentu membentuk gonad. Pembuahan dapat terjadi di luar tubuh. Anggota yang terkenal jenis ini adalah cacing palolo (Eunice viridis) dan cacing wawo (Lysidice oele). Di negara kita banyak terdapat di daerah Maluku, pada musim tertentu akan muncul di permukaan air laut. Cacing ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan yang mengandung protein tinggi.

b) Oligochaeta.
Bentuk cacing Oligochaeta berkebalikan dari cacing Polychaeta, yaitu mempunyai sedikit seta/rambut, tidak mempunyai mata dan parapodia. Misalnya, cacing tanah (Pheretima sp.) berada di Asia,. Cacing tanah mempunyai peranan penting dalam menyuburkan tanah, Makanan cacing ini adalah zat-zat organik. Setelah zat-zat sisa organik dimakan cacing, selanjutnya dicerna di dalam usus yang dibantu oleh enzim selulose. Jika cacing mengeluarkan feses, maka akan dikeluarkan di permukaan tanah. Feses tersebut masih banyak mengandung kalium fosfor dan nitrogen sehingga tanah di permukaan menjadi subur,

c) Hirudinea.
Anggota jenis cacing ini tidak mempunyai rambut, parapodia, dan seta.Contoh nya lintah (Hirudinaria javanica) atau pacet (Haemadippza zeylania), Tempat hidup hewan ini ada yang berada di air tawar, air laut, dan di darat. lintah merupakan hewan pengisap darah, pada tubuhnya terdapat alat pengisap di kedua ujungnya yang digunakan untuk menempel pada tubuh inangnya. Pada saat mengisap, lintah ini mengeluarkan zat penghilang rasa sakit dan mengeluarkan zat antipembekuan darah sehingga darah korban tidak akan membeku. Setelah kenyang mengisap darah, lintah itu akan menjatuhkan dirinya ke dalam air.



BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Alat dan Bahan
-          Papan seksi         - Cacing tanah (Lumbricus terrestris).
-          Lup                   - Lintah (Hirudo medicinalis )
-          Alat Bedah          - Kain Lap
-          Jarum pentul       - Penggaris dan alat tulis

III.2  Cara Kerja
a)     Siapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan
b)     Ambil cacing tanah dan lintah yang masih hidup kemudian letakkan pada papan seksi
c)     Kemudian amati secara morfologi Annelida (Lumbricus terrestris) dan di gambar
d)     Setelah itu amati anatomi dan morfologinya kemudian gambar struktur tubuhnya pada buku gambar
e)     Khusus untuk cacing tanah hitung jumlah ruas garis pada cacing tanah,agar mudah tusukkan jarum pentul pada cacing tanah,setelah itu hitung jumlah ruas garis dengan kaca pembesar (lup),serta tentukan jenis kelamin cacing tsb.
f)      Selesai melakukan penelitian,bereskan semua alat dan bahan dan letakkan pada tempat semula.

III.3 Jadwal Penelitian
             
Hari                        : Kamis
              Tanggal                    : 04 April 2013
              Tempat penelitian       : Di depan kelas X4 SMAN 1 GLAGAH BWI
              Waktu                     : 08.20-09.15 WIB





BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil penelitian
·         Pada Buku Gambar

IV.2 Pembahasan
·           Cacing Tanah  (Lumbricus terresteris)
Klasifikasi
Kingdom        : Animalia
Filum             : Annelida
Ordo             : Haplotaxida
Famili            : Lumbricidae
Class              : Trematoda
Genus            : Lumbricus
Spesies : Lumbricus terresteris

A.   Morfologi
Cacing tanah (Lumbricus terresteris) memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, panjang silindris, membulat didepan, menumpul dibagian ekornya.Tubuh bersegmen-segmen, warna tubuh cacing berwarna coklat gelap, permukaan atas berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis kelihatan jelas permukaan bawah lebih pucat. Mulut terdapat di ujung anterior, mulut cacing tanah terletak di dalam rongga oris. System ekskrasi cacing tanah berupa nephridios pada setiap segmen terdapat sepasang. Pada cacing terdapat clitellum yaitu satu bagian hal kelenjar yang ditebalkan dari tembok tubuh di cacing tanah dan lintah, yang mengeluarkan satu kantung lekat-lekat dimana telor adalah deposited. Ini hadir 2 sentimeter kesana-sini (0. 79 di) di belakang di depan akhir dari tubuh (di sekitar ke-14, Segmen ke-15 dan ke-16).
Satu clitellum menjadi bagian dari sistem reproduktif dari clitellates, satu bagian jenis dari annelids yang mengandung oligochaetes (cacing tanah). clitellum adalah satu tebal, seperti pelana, cincin ditemukan pada epidermis (kulit) dari cacing, biasanya dengan satu pigmen berwarna lembut. Untuk membentuk satu kokon untuk telor ini, clitellum mengeluarkan satu zalir kental. Anggota tubuh ini dipergunakan di reproduksi seksual dari beberapa annelids. clitellum menjadi nyata pada matang annelids tapi susah untuk menempatkan terlihat pada annelids lebih muda. Di lintah, ini tampak musiman. Warna ini biasanya korek api sedikit dibandingkan tersebut tubuh dari annelid. Adakalanya, segmen hidup dari cacing akan ditumpahkan dengan clitellum.


  1. Anatomi
Dinding tubuh cacing tanah (Lumbricus terresteris) mempunyai 2 lapis otot, yaitu circulare dan longitudinal, mulut cacing terletak di dalam rongga oris. Phatynx terdapat di dalam segmen ke-4 dan ke-5, system sirkulasi cacing tanah, dengan darah yang terdiri atas bagian cair yang disebu plasma, dan sel-sel darah atau korpuskula. System ekskresi cacing tanah berupa nephridia. Pada setiap segmen tubuh terdapat sepasang, system saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di salam segmen yang ke-3 dan terdiri ganglion ceberal, yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan commisura, berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya. Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit  tubuhnya terdapat sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar .
Bagian mulut cacing disebut juga prostomium. Funsi dari prostomium adalah untuk makan dan menghancurkan seresah. Bagian atas cacing atau disebut sebagai peristomium adalah bagian ujung depan cacing sampai batas lambung cacing. Fungsi dari peristomium adalah untuk membuat lubang pada tanah. Bagian cacing yang menebal disebut clitellum. Clitellum adalah batas bagian depan dengan bagian belakang tubuh cacing. Fungsi dari clitellum adalah untuk memperbesar lubang tanah. Selain itu, clitellum juga berkaitan dengan pembentukan cocoon atau telur cacing. Bagian belakang cacing yang dekat dengan anus disebut periproct. Periproct berfungsi sebagai organ pembuangan cast atau kotoran. Cacing juga memiliki seta atau bulu-bulu kecil yang membantu pergerakan cacing dalam tanah.
Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Alat eksresi disebut nephridium. Alat pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan dan anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup. Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit (merugikan karena menempel pada inangnya). (Subler et al, 1998).

  1. Sistem Reproduksi
Cacing tanah (Lumbricus terresteris) bersifat hermaprodit. Sepasang ovarium menghasilkan oval, dan terletak di dalam segmen ke-13. Kedua oviductnya juga terletak di dalam segmen ke-13 dan infudibulumnya bersilia. Oviduk tadi melalui septum yang terletak diantara segmen ke-13 dan ke-14, dan di dalam segmen ke-14 membesar membentuk kantong telur. Testis terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding vesivula seminalis. Ductus spermaticus mulai dari testis bagian ujung, dan melanjutkan diri ke posterior sampai segmen ke-15, dan pada segmen ini juga ductus itu bermuara keluar.
Spermatozoa yang telah meninggalkan testis, akan masuk ke dalam vesicular seminalis dan selanjutnya tersimpan di dalamnya. Walaupun cacing tanah bersifat hermaprodit, tetapi tidak terjadi autofertilisasi. Di antara segmen-segmen 9 dan 10; 10 dan 11, terdapat receptaculum seminalis, yang merupakan tempat penampung spermatozoa dari cacing lain.


  1. Sistem Pencernaan
Cacing tanah (Lumbricus terresteris) sudah mempunyai alat pencernaan makanan, mereka mencerna makanannya secara ekstraseluler. Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang.

  1. Sistem Eksresi
Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggal – nefridium) merupakan organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya. Nefridia = organ dalam segmen yang mengumpulkan sisa-sisa cairan & keluar melalui nephridiofor.

  1. Sistem Saraf dan Indera
Sistem saraf cacing tanah (Lumbricus terresteris) adalah sistem saraf tangga tali. Terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Susunan syaraf terdiri atas anterior, dorsal ganglionic mass, disebut otak. Atau sebuah benang syaraf yang panjang dengan ganglionic swelling dan syaraf lateral pada tiap ruas.
  Cincin ganglia dihubungkan oleh tali saraf ventral
  Ganglia = seperti kantong yang merupakan pembesaran dari jaringan saraf, membentuk “otak”.
  Tali saraf = sel-sel yang memanjang tubuh & mengandung impuls-impuls saraf

  1. Sistem Peredaran Darah / Sirkulasi
Cacing tanah (Lumbricus terresteris) ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Lengkung aorta: lima tabung seperti jantung yang memompa darah ke dalam dua tabung utama sepanjang tubuh. Darah: subtansi cair yang mengedarkan makanan & membawa sisa-sisa makanan.

  1. Sistem pernafasan
      Cacing bernapas melalui kulit mereka yang tipis. Kulit cacing harus tetap lembab sepanjang waktu untuk memungkinkan untuk menghirup oksigen yang sangat dibutuhkan. Oksigen yang masuk lewat kulit akan diikat oleh hemoglobin dalam darah dan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Jika kulit mereka mengering, cacing tanah akan mati lemas. Kulit cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya matahari langsung ataupun suhu panas yang dapat membuat kulit mereka kering.   Cacing tanah adalah hewan berdarah dingin (poikiloterm), mereka tidak mampu menghasilkan panas tubuh. Suhu tubuh mereka dipengaruhi oleh suhu lingkungan.


PEMBAHASAN PENGAMATAN KE II

·         Lintah (Hirudinea)
Klasifikasi Lintah :
·         Kingdom        : Animalia
·         Phylum           : Annelida
·         Classis            : Hirudinea
·         Ordo             : Holoturoidea
·         Familia            : Hirudoaceae
·         Genus            : Hirudo
·         Species : Hirudo medicinalis
  1. Anatomi Lintah (Hirudinea)
Secara umum, lintah berbadan leper, mempunyai 34 gelang dan penghisap pada ujungnya.Ukuran biasa adalah 50 mm dan bahkan mencapai 30 cm.Seekor lintah mungkin mengambil waktu antara 15 hingga 30 menit untuk menyedot darah dari badan manusia. Dalam tempo waktu tersebut ia dapat menghisap kira-kira 2.5 sehingga 5.5 gm darah. Kuantiti darah tersebut sudah cukup bagi lintah untuk bertahan selama 6 bulan. Pada air liur lintah terdapat sekurang-kurangnya 15 jenis zat aktif. Di antaranya ialah sejenis zat yang sama seperti yang terkandung di dalam putih telur.Zat aktif yang terdapat dalam air liur lintah diantaranya Hirudin, Hyaluronidase, Pseudohirudin, Destabilase, Apyrase, Bdellines, Eglines, Kininases, Histamine, Collagenase, Prostanoids, lintah, Proteases, Lipolytic enzymes.
Ciri- ciri Lintah (Hirudinea)

  • Panjang tubuh mencapai 5 cm
  • Tubuh dilindungi oleh lapisan kutikula
  • Tubuh relatif pipih
  • Tubuh terdiri dari 34 segmen
  • Tidak mempunyai parapodia dan setae
  • Mempunyai alat penghisap (sucker) di bagian anterior maupun posterior
  • Bersifat hermafrodit
  • Hewan ini berhabitat air tawar, hidup di rawa-rawa, kolam, ataupun sungai.

Hewan ini tidak memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Sekalipun dikenal dengan nama umum lintah pengisap darah, bagian terbesar di antaranya tidak hidup sebagai ektoparasit. Tubuhnya pipih. Ukuran panjangnya dari 1-2cm atau 5cm, walau ada yang mencapai 12cm, bahkan 30cm (Haemanteria ghiliani dari daerah Amazon). Metamerisme sudah sangat tereduksi: segmen-segmen ujung anterior (biasanya kecil) dan posterior (lebih besar) termodifikasi manjadi alat penghisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Jumlah segmen tetap, yaitu 34, walau lapisan cincin sekunder di luarnya (annuli) menyamarkan segmentasi primer tersebut. Clitteum dibentuk segmen-segmen IX,X atau XI.

a)     Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus terletak pada bagian dorsal. Proses pencernaan  penghisap anterior, mulut, faring, tembolok, usus, usus buntu, anus, penghisap, posterior.Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang yang berbentuk seperti setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml – kuota yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung penisilin..
b)     Sistem Reproduksi
  • Monoceous
  • Jantan: 4-12 pasang testis. 1 pasang ductus spermaticus.
  • Betina: 2 ovarium & Oviduct yang berhubungan dengan kelenjar albumin & vagina di median yang bermuara di belakang porus genitalia jantan
  • Tidak ada tingkat larva
  • Lintah membentuk kokon yang mengandung telur yang telah dibuahi & kokon akan diletakkan dalam air/tanah.
c)     Sistem Pernapasan
Lintah menyedut oksigen melalui kulitnya yang lembap. Jika keadaan air kurang oksigen, lintah akan muncul ke permukaan.
d)     Saraf dan Indera
  • Ruas 5 & 6 terdapat lingkar saraf ganglia: “otak”
  • Alat indera: mata & papilla
  • Mata: fotoreseptor
  • Papilla & sensila: tonjolan kecil pada epidermis. Fungsi: alat peraba & perasa
e)     Kegunaan Lintah
Ekstraknya dijadikan medium utama sebatian kimia dalam perobatan terutamanya pembedahan. Ekstrak lintah ini juga dijadikan campuran di dalam bahan-bahan kosmetik. Protein lintah ini juga boleh dijadikan minyak dan alternatif lain dalam penggunaan obat gosok. Lintah itu sendiri dijadikan obat (berbekam, dijadikan alternatif kedua untuk membersihkan darah kotor, nanah dan mencantikkan kulit yang keriput). Lintah juga menjadikan luka cepat sembuh.


BAB V
KESIMPULAN
Karakteristik filum Annelida antara lain bentuk tubuh simetris bilateral bersegmen-segmen, ada alat gerak yang berupa bulu-bulu kaku dan badan tertutup oleh kutikula yang licin. Lumbricus terrestris merupakan salah satu contoh spesies dari kelas Oligochaeta. Cacing tanah mengeluarkan lendir yang melicinkan jalannya menembus tanah. Cacing tanah memakan tanah untuk membuat lubang jalan melalui tanah. Dilihat dari hasil pengamatan bahwa morfologi pada cacing tanah (L.terestris) terdiri dari prostomium, klitelum, setae, mata, mulut, segmen dan anus
Lintah dan pacet adalah hewan yang tergabung dalam filumAnnelida subkelas Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut.Lintah dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat kesukaannya.Lintah sehari-hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-harinya melekat pada daun atau batang pohon (di luar air).Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga.Hewan ini tidak memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya.Sekalipun dikenal dengan nama umum lintah pengisap darah, bagian terbesar di antaranya tidak hidup sebagai ektoparasit.Tubuhnya pipih. Ukuran panjangnya dari 1-2cm atau 5cm, walau ada yang mencapai 12cm, bahkan 30cm (Haemanteria ghiliani dari daerah Amazon).Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus terletak pada bagian dorsal.Proses pencernaan  penghisap anterior, mulut, faring, tembolok, usus, usus buntu, anus, penghisap, posterior.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar