Kamis, 01 Mei 2014

Laporan Praktikum Biologi "Arthropoda"

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipang dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan filum yang lain yaitu : Tubuh bersegmen; segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (Asal penamaan Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin; secara berkala mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, ekskresi melintas keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia.
Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit.

I.2 Rumusan Masalah
>        Bagaimana ciri-ciri filum Arthropoda ?
>        Bagaimana pengklasifikasian filum Arthropoda ?
>        Bagaimana struktur tubuh hewan belalang, kupu-kupu, kepiting dan udang ?

I.3 Tujuan Penelitian
>          Untuk mengetahui ciri-ciri filum Arthropoda
>          Untuk mengetahui klasifikasi dari filum Arthropoda
>          Untuk mengetahui morfologi dan anatomi udang,kepiting,belalang dan kupu-kupu
>          Untuk melatih mahasiswa dalam mendeskripsikan ciri khas anggota-anggota arthropoda berdasar ciri morfologi struktur.

I.4 Manfaat Penelitian
>        Dapat menambah pengetahuan yang berkaitan dengan filum Arthropoda
>        Dapat mengetahui struktur tubuh udang,kepiting,kupu-kupu juga belalang
>        Dapat mengetahui klasifikasi dari filum Arthropoda

 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, arthos yang artinya segmen/ruas dan poda yang artinya kaki. Jadi, Arthropoda adalah hewan berkaki ruas. Semua jenis hewan yang termasuk filum arthropoda memiliki tubuh dan kaki yang berruas-ruas. Tubuhnya tertutup dengan kitin sebagai rangka luarnya.Filum Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit.
Ciri-Ciri Arthropoda, antara lain sebagai berikut :
a)     Semua Arthropoda memiliki perpanjangan tubuh (apendiks) bersendi, termasuk kaki dan antenanya. Dengan adanya sendi dan perpanjangan tubuh, maka arthropoda dapat bergerak lebih bebas dan lentur.
b)     Tubuhnya simetri bilateral dan bersegmen-segmen. Pada beberapa spesies, segmen tubuh ada yang menyatu membentuk kepala, dada, dan perut.
c)     Semua Arthropoda memiliki kepala yang terpisah dengan dada. Namun, udang dan laba-laba memiliki kepala dan dada yang menyatu membentuk sepalotoraks.
d)     Memiliki rangka luar (eksoskeleton) yang terbuat dari kitin.
e)     Memiliki mata majemuk. Mata majemuk (faset) terdiri dari ribuan satuan penyusun mata yang disebut omatidium. Beberapa jenis Arthropoda memiliki mata berlensa tunggal yang disebut oselus yang hanya dapat membedakan keadaan gelap dan terang.
Anthropoda dapat dibagi menjadi 4 subfilum sebagai berikut:
A.   Crustacea
Crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum. Kelompok ini mencangkup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, karang, dll. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya.
Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut :
a)     Tubuh crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks
b)     Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu: 2 pasang antenna; 1 pasang mandibula untuk menggigit mangsanya; 1 pasang maksila; dan 1 pasang maksilliped
c)     Maksilla dan maksilliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke mulut.
d)     Alat gerak berupa 5 pasang kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) pada cephalothoraks dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan.
e)     Tiap segmen tubuh ditutupi karapaks.
Sistem organ Crustacea adalah sebagai berikut:
1)      Sistem Pencernaan; Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alat pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala dan dada. Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat ekskresi disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala.

2)     Sistem Saraf; Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antenna (alat paraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.

3)     Sistem Peredaran Darah; System peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar tanpa melaui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosiasin yang daya ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.

4)     Sistem Pernafasan; Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya.

5)     Alat Reproduksi; Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberap Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh). Dalam pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis atau pergantian kulit. Udang dewasa melakukan ekdisis dua minggu sekali. Selain itu udang mampu melakukan autotomi (pemutusan sebagian anggota tubuhnya). Misalnya: uadang akan memutuskan sebagian pangkal kakinya, bila kita menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki tersebut akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi.
Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut:
a)     Entomostraca (udang tingkat rendah)
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusunan zooplankton, adalah melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan ikan. Hewan ini dikelompokan menjadi empat ordo, yaitu:
  • Branchiopoda
    Contohnya: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus.
    Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu  penyusun zooplankton. Pembiakan berlangsung secara Parthenogenesis.
  • Ostracoda
    Contoh: Cypris candida, Codona suburdana.
    Hidup di air tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena.
  • Copecoda
    Contoh: Argulus indicus, Cyclops.
    Hidup dia ir laut dan air tawar, dan merupakan plankton dan parasit, segmentasi tubuhnya jelas.
  • Cirripedia
    Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina.
    Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk  cakram dan hidup di laut melekat pada batu atau benda lain. Cirripedia ada yang bersifat  parasit. Cara hidup Cirripedia beraneka ragam. Salah satu diantaranya  adalah Bernakel yang terdapat pada dasar kapal, perahu dan  tiang-tiang yang terpancang di laut atau mengapung di laut.
b)     Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta perut (abdomen). Hewan ini dikelompokan dalam tiga ordo, yaitu:
  • Isopoda
    Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama.
    Contoh: Onicus asellus (kutu perahu); Limnoria lignorum
    Keduanya adalah pengerek kayu.
  • Stomatopoda
    Contoh: Squilla empusa (udang belalang).
    Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan antena.
  • Decapoda (si kaki sepuluh)
    Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh kaki dan merupakan kelompok udang yang sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak digunakan sebagai sumber makanan yang kaya denganprotein. Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan. Kepala – dada menjadi satu (Cephalothorax) yang ditutupi oleh karapakx. Tubuh mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh. Hidup di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut.
Peranan Crustacea bagi kehidupan manusia
Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain:
  • Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, missal udang, lobster dan kepiting.
  • Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.

Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:
  • Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
  • Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda
  • Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
B. Hexapoda / Insecta
Insekta berasal dari bahasa latin, insecti yang berarti serangga. Insekta termasuk salah satu anggota dari fillum Arthropoda. Banyak anggota insekta yang dapat ditemukan disekitar kita misalnya lalat, kupu-kupu, kecoak, jangkrik, semut, nyamuk dan belalang. Anggota insekta sangat beragam, tetapi memiliki ciri khusus, yaitu kakinya berjumlah enam buah, sehingga disebut juga hexapoda (hexa = enam, podos = kaki). Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Insekta merupakan satu-satnya invertebrate yang dapat terbang, dengan ukuran tubuh yang beragam. Dengan habitat yang sangat luas insekta mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Peranan yang menguntungkan anatar lain: penyerbukan tanaman oleh lebah atau insekta lain, tetapi ada juga yangmerugukan misalnya: wereng coklat menyerang hektaran tanaman padi.
Insekta memiliki beberapa ciri antara lain:
a)     Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kaput (kepala), toraks ( dada), dan abodemen (perut).
b)     Memiliki sepasang kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya tiga pasang dan berfungsi untuk berjalan.
c)     Kebanyakan insekta memiliki sayap pada segmen kedua dan segmen ketiga di daerah dada, pada jenis lain sayapnya tereduksi bahkan ada yang tidak memiliki sayap.
d)     Makanan insekta ada yang berupa sisa organisme lain, ada yang hidup sebagai parasit dalam tubuh (tumbuhan, hewan bahkan manusia), serta bersimbiosis dengan organisme lain.
e)     Alat pernapasan insekta berupa trakea.
f)      Alat ekresi berupa tubulus malpighi yang terletak melekat pada bagian posterior saluran pencernaan.
g)     System sirkulasinay terbuka.
h)     Organ kelamin insekta berumah uda artinya insekta jantan dan insekta betina terpisah, alat kelaminnya terletak pada segmen terakhir dari abodemen.
i)      Fertilasi terjadi secara internal.
j)      Insekta mengalami ekdisis pada tahap tertentu selama perkembangan hidupnya.
System organ insekta/Hexapoda antara lain:
1.      Dada terdiri dari tiga segmen atau ruas yang terlihat jelas, yaitu dari depan prothoraks, mesothoraks, dan metathoraks dan pada setiap segmen terdapat sepasang kaki, sayapnya terdapat mesothoraks dan metathoraks. Pada insekta yang bersayap sepasang, sayap belakangnya mereduksi, mengecil dan disebut halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Tubuh insekta diperkuat dengan rangka luar atau eksoskelet dari chitine. Susunan kaki pada insekta terdiri dari ruas-ruas yaitu : Panggul (coax); Gelang paha (trokanter); Paha (femur); Ruas betis (tibia); Ruas-ruas kaki (tarsus)

2.     Perut (abdomen); Pada perut insekta ada sebelas segmen, pada stadium embrio segmen ditemukan lengkap, tetapi pada bentuk dewasa segmen dibagian poeterior menjadi alat reproduksi. Abdomen dalam bentuk dewasa tidak berkaki tetapi ada stadium larva mempunyai kaki. Pada abdomen terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Anatomi internal terdiri beberapa system organ yang kompleks, yaitu system pencernaan, system pernapasan, system sirkulasi, system peneluaran zat, dan system saraf.
·         Sistem Pencernaan; Insekta memiliki system pencernaan yang lengkap dan organ yang jelas untuk perombakan makanan dan penyerapan zat-zat makanan.
·         Sistem Pernapasan; Insekta bernapas dengan system trakea yang berupa tabung bercabang yang dilapisi kitin. Oksigen masuk secara langsung dari trakea ke sel-sel tubuh. System trakea membuka ke bagian luar tubuh melalui spirakel, yaitu pori-pori yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan membatasi hilangnya air.
·         Sistem Sirkulasi; Sistem sirkulasi insekta berupa system sirkulasi terbuka dengan organ sebuah jantung pembuluh yang berfungsi mempompa hemolimfa melalui sinus homosol (rongga tubuh).
·         Sistem Pengeluaran Zat (Ekskresi); Sistem pengeluaran insekta berupa tubulus melphigi yang melekat pada bagian posterior saluran pencernaan.
·         Sistem Saraf; Sistem saraf insekta terdiri dari pasangan tali saraf ventral dengan beberapa ganglia segmental. Beberapa segmen ganglia anterior menyatu membentuk otak yang terletak dekat dengan anten, mata, dan organ indera lain yang terpusat dikepala.
Berdasarkan ada atau tidaknya sayap, Insecta digolongkan menjadi 2, yaitu sebagai berikut.
a)     Apterygota, tidak bersayap dan tidak mengalami metamorfosis. Contoh: Lepisma sacharina (kutu buku).
b)     Pterygota, mempunyai sayap. Pterygota terbagi atas 2 kelompok sebagai berikut.
·         Eksopterygota (metamorfosis tidak sempurana); Metamorfosis tidak sempurna (nemimetabola), tidak ada perbedaan bentuk yang nyata antara larva dan dewasa. Tahap perkembangannya adalah: Telur – larva - dewasa.
Eksopterygota terdiri dari 4 ordosebagai berikut. Orthoptera, contoh: belalang daun, kecoa; Isoptera, contoh: capung; Hemiptera, contoh: walang sangit; Homoptera, contoh: wereng.
·         Endopterygota (metamorfosis sempurna); Metamorfosis sempurna, terdapat perbedaan bentuk yang nyata antara larva dan dewasa. Tahap perkembangannya adalah: Telur - larva (ulat) - kepompong (pupa) - dewasa (imago).
Endopterygota terdiri dari 6 ordo sebagai berikut : Coleoptera, contioh: kunang-kunang; Diptera, contoh: nyamuk, lalat; Hymenoptera, contoh: lebah madu; Siphonoptera, contoh: kutu kepala; Lepidoptera, contoh: kupu-kupu; Neuroptera, contoh: undur-undur.
Peranan Insekta / hexapoda yang menguntungkan adalah:
  • Kupu-kupu atau lalat dapat membantu mempercepat proses penyerbukan pada tanaman berbuah.
  • Penghasil madu, yaitu lebah (Apis indica)
  • Penghasil bahan kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori).
Peranan insekta yang merugikan menusia adalah:
  • Vektor beberapa penyakit pada manusia, misalnya Plasmodium, penyebab penyakit
  • Menimbulkan gangguan pada manusia, misalnya kutu kepala (Pediculus capitis)
  • Sebagai hama tanaman pangan, misalnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), walang sangit (Leptocorisa acuta)
  • Perusak gabah, oleh kutu gabah (Rhyzoperta doninica).
  • Perusak produk berbahan buku alam, misalnya rayap (Helanithermis sp.), dapat menghancurkan kayu-kayu karena didalam ususnya terdapat Protozoa yang bersimbiosis yaitu Trichonympha yang menghasilkan enzim pengurai selulosa, dan kutu buku Lepisma sacharina).

C. Myriapoda
Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang benyak mengandung sampah, misalnya kebun dan di bawah batu-batuan.
Ciri-ciri Myriapoda
a)     Tubuh bersegmen (beruas) tidak mempunyai dada jadi hanya kepala dan perut.
b)     Pada setiap ruas perut terdapat satu pasang atau 2 pasang kaki.
c)     Pada kepala terdapat 2 kelopak mata tunggal (ocellus), 1 pasang antena dan alat mulut.
d)     Susunan saraf tangga tali.
e)     System pernapasan dengan trakea. Mempunyai spirakel yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya untuk keluar masuknya udara.
f)      System peredaran darah terbuka.
g)     Alat kelamin jantan dan betina terpisah, cara perkembangbiakan dengan cara bertelur.
h)     Hidup di darat, misal di bawah batu, dalam tanah, humus atau tempat lembab lainnya.
Dalam penggolongannya myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas yakni:
1). Kelas Chilopoda
Contoh: kelabang: Lithobius forticatus dan Scolopendra morsitans.
Ciri-ciri Chilopoda:
  • Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 – 173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
  • Alat pencernaan makanannnya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat ekskresi berupa dua buah saluran malphigi.
  • Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hamper pada setiap ruas.
  • Habitat (tempat hidup) di bawah batu-batuan/ timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Kelas ini sering disebut Sentipede.
2). Kelas Diplopoda
Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis)
Ciri-cirinya Diplopoda:
  • Tubuhnya berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas kepala dan bahan. Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kadua kaki mengalami modifikasi sebagai oragan kopulasi.
  • Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok meta tunggal.
  • Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk.
  • Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.
  • Alat ekskresi berupa dua buah saluran malphigi.
D. Chelicerata
Chelicerata merupakan subfilum paling besar dalam Arthropoda, terdiri dari kelas Arachnida dan Horseshoe crab (mimi).
  • Arachinida; Anggota Arachnida meliputi kalajenking, laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang merugikan menusia, hewan dan tumbuhan. Archnida bersifat karnivora sekaligus prodator. Tempat hidupnya adalah di darat.
Ciri-ciri Arachnida :
a)     Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut yang dapat dibedakan dengan jelas, kecuali Acarina.
b)     Pada bagian kepala-dada tidak terdapat antenna, tetapi mempunyai beberapa pasang mata tunggal, mulut, kelisera dan pedipalpus.
c)     Mempunyai 4 pasang kaki pada kepala-dada.
d)     Alat ekskresi dilengkapi dengan saluran malphigi dan kelenjar coxal.
e)     Alat pernapasan berupa trakea, paru-paru buku atau insang buku.
f)      Alat kelamin jantan dan betina terpisanh, lubang kelamin terbuka pada bagian anterior abdomen, pembuahan internal (di dalam).
g)     System saraf tangga tali dengan ganglia dorsal (otak) dan tali saraf ventral dengan pasangan-pasangan ganglia
h)     Alat mulut dan alat pencernaan makanan terutama disesuiakan untuk mengisap serta memiliki kelenjar racun.
i)      Habitat (tempat hidup) di darat, pada umumnya tetapi ada pula sebagai parasit.



BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Alat dan Bahan
-          Papan seksi                         - Udang windu
-          Lup                                  - Kepiting
-          Alat bedah                          - Belalang
-          Penggaris dan alat tulis          - Kupu-kupu

III.2 Cara kerja
1)      Menyiapkan bahan dan alat-alat yang akan digunakan
2)     Mengamati morfologi udang windu kemudian menggambarnya pada buku gambar serta menghitung panjang dan lebar udang windu juga jumlah kakinya
3)     Mengamati morfologi kepiting ( Scylla sp), jika kepiting masih dalam keadaan hidup jangan membuka tali pengikatnya, kemudian menggambarnya pada buku gambar serta menghitung panjang dan lebar kepiting juga jumlah kakinya
4)     Mengamati struktur tubuh pada belalang dan kupu-kupu setelah itu menggambar pada buku gambar disertai keterangan bagian-bagiannya
5)     Setelah melakukan percobaan bersihkan dan bereskan alat dan bahan tsb.
    
     III.3  Jadwal Penelitian
             
          Hari dan tanggal         : Kamis,04 April 2013
              Tempat penelitian       : Di depan kelas X4 SMAN 1 GLAGAH BWI
              Waktu                     : 08.35-08.50



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Penelitian
          Pada buku gambar

IV.2 Pembahasan
BELALANG
Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Class: Insecta
Family : Coelifera
Genus : Dissostira
Species: Dissostira carolina
     Morfologi belalang
Tubuh belalang terdiri atas kepala, dada, dan perut. Dibagian kepala terdapat sepasang antena yang berfungsi sebagai indra pembau. Selain antena, dibagian kepala juga terdapat mata majemuk dan mulut. Mulut pada belalang terdiri atas mandibula, maksila, dan labium. Dada terdiri dari tiga ruas dan dibagian dada (toraks) terdapat 3 pasang kaki yang terdiri atas 1 pasang kaki yang berukuran besar dan 2 pasang kaki yang berukuran kecil. Setiap ujung kaki pada belalang terdapat seperti duri. Dibagian perut (abdomen) terbagi atas 11 segmen, segmen terakhir berubah menjadi alat reproduksi. Belalang memiliki sayap yang menutupi bagian atas perut (abdomen). Habitat belalang adalah di padang pasir dengan makanan utamanya adalah rerumputan. Belalang merupakan salah satu contoh hewan dari kelas insecta dalam filum arthropoda.
Alat Ekskresi pada Belalang
          Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.
          Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.
REPRODUKSI BELALANG
Organ reproduksi belalang jantan disebut dengan nama aedeagus. Selama proses reproduksi, belalang jantan akan memasukkan spermatophore (satu paket berisi sperma) ke dalam ovipositor belalang betina. Sperma memasuki sel telur melalui saluran halus yang disebut micropyles. Setelah telur dibuahi, belalang betina akan menanamkan telur sekitar 1-2 inci di dalam tanah menggunakan ovipositor pada ujung perutnya. Belalang betina akan bertelur setiap interval 3-4 hari hingga semua telur dikeluarkan. Belalang betina dapat meletakkan hingga ratusan butir selama masa bertelur. Selain di dalam tanah, belalang juga dapat meletakkan telur mereka pada tanaman (batang, daun, atau bunga). Telur belalang akan tetap tersimpan di dalam tanah hingga berbulan-bulan lamanya dan akan menetas saat musim panas. Induk belalang tidak mengurus anak mereka setelah menetas.
Telur belalang menetas menjadi nimfa, dengan tampilan belalang dewasa versi mini tanpa sayap dan organ reproduksi. Nimfa belalang yang baru menetas biasanya berwarna putih, namun setelah terekspos sinar matahari, warna khas mereka akan segera muncul.Selama masa pertumbuhan, nimfa belalang akan mengalami ganti kulit berkali kali (sekitar 4-6 kali) hingga menjadi belalang dewasa dengan tambahan sayap fungsional. Masa hidup belalang sebagai nimfa adalah 25-40 hari. Setelah melewati tahap nimfa, dibutuhkan 14 hari bagi mereka untuk menjadi dewasa secara seksual. Setelah itu hidup mereka hanya tersisa 2-3 minggu, dimana sisa waktu itu digunakan untuk reproduksi dan meletakkan telur mereka. Total masa hidup belalang setelah menetas adalah sekitar 2 bulan (1 bulan sebagai nimfa, 1 bulan sebagai belalang dewasa), itupun jika mereka selamat dari serangan predator. Setelah telur yang mereka hasilkan menetas, daur hidup belalang yang singkat akan berulang.

METAMORFOSIS BELALANG
Belalang adalah hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang hanya memiliki 3 tahap, yaitu telur, nimfa, dan imago (dewasa). Dimana tampilan fisik antara nimfa dan imago tidak jauh berbeda. Contoh serangga lain yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah wereng, jangkrik dan kecoa.
Sedangkan metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang memiliki 4 tahap, yaitu telur, nimfa, pupa, dan imago. Tahap yang membedakan metamorfosis tidak sempurna dengan metamorfosis sempurna adalah tahap pupa (kepompong). Perbedaan lainnya adalah tampilan fisik nimfa dan imago serangga yang mengalami metamorfosis sempurna sangat berbeda. Contoh serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kumbang, kupu-kupu, lebah, tawon, dan lalat.


KUPU-KUPU
Kupu-kupu termasuk jenis serangga dalam pengkelasannya di kelompokan sebagai order Lepidoptera. Kupu kupu termasuk hewan yang membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan yang di sebut dengan polinator. Kupu-kupu hidup hampir di seluruh penjuru dunia. Sama seperti serangga lainnya, kupu-kupu memiliki tiga bagian tubuh dan sepasang antena. Dan uniknya seluruh tubuh kupu kupu di liputi dengan sesor berupa bulu-bulu halus.

Bagian-bagian ( anatomi ) kupu-kupu
a)     Kepala (Head) – kepala adalah bagian dari serangga yang berisi otak, 2 mata kompon, probosis dan faring (tenggorokan, dimana merupakan awal dari sistem pencernaaan), dan 2 antena yang terpasang di kepala. 
b)     Antena (Antennea) – antena adalah alat sensor yang terdapat di kepala serangga dewasa.  Antena ini digunakan untuk mencium dan keseimbangan. Kupu-kupu mempunyai 2 antena dengan ujung yang sedikit membulat yang disebut sebagai antennal club.
c)     Mata kompon (Compound Eye) – mata kompon kupu-kupu terdiri dari banyak lensa hexagonal seperti halnya pada mata kompon serangga lainnya. Kupu-kupu hanya dapat melihat warna merah, hijau dan kuning saja.
d)     Probosis (Proboscis) – kupu-kupu dewasa menghisap nektar bunga dan cairan lainnya dengan menggunakan probosis atau mulut penghisap yang seperti sedotan spiral. Ketika tidak digunakan, probosis ini akan digulung melingkar seperti selang air.
e)     Palp labial (Labial palps) – palp labial membantu kupu-kupu untuk menentukan apakah sesuatu itu merupakan makanan atau bukan.
f)      Dada (Thorax) – dada adalah bagian diantara kepala (head) dan perut (abdomen) dimana kaki dan sayap terpasang.
g)     Sayap depan (Forewing) - fore wing adalah sepasang sayap yang berada paling atas.
h)     Sayap belakang (Hindwing) - hind wing adalah sepasang sayap yang berada paling bawah.
i)      Kaki (Legs) – kupu-kupu mempunyai sepasang kaki pendek yang berada di depan, dan 2 pasang kaki yang lebih panjang di belakangnya. Kaki, terutama sepasang yang ditengah, dilengkapi dengan sensor penciuman yang membuat kupu-kupu dapat "merasakan" kandungan kimia pada tempatnya hinggap.
j)      Perut (Abdomen) – perut merupakan bagian ekor serangga yang mempunyai segmentasi yang memiliki organ vital seperti jantung, tubulus atau pembuluh Malphigi untuk alat ekresi (pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya), organ reproduksi dan sebagian besar sistem pencernaan.

Siklus hidup kupu-kupu
Kupu-kupu hidup bermetamarfosis dengan melewati empat tahap kehidupan yang berbeda.
  • Telur, kehidupan kupu-kupu di mulai dari telur yang biasanya di letakan di dedaunan
  • Larva, berasal dari telur yang menetas makananya berupa dedaunan. Larva ini berganti kulit beberapa kali sebelum berubah jadi pupa
  • Pupa merupakan masa istirahat dari larva. Di dalam pupa ini larva membelah dan membentuk tubuh dewasa
  • Kupu Kupu dewasa lahir dari pupa dan siklus kehidupan ini pun terus berlanjut.

KEPITING
Kingdom : animalia
Filum       : arthropoda
Kelas       : malacostraca
Ordo       : decapoda
Famili      : portunidae
Genus      : scylla
Spesies     : scylla  sp

          Kepiting adalah binatang crustacea berkaki sepuluh. Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting hidup di air laut, air tawar dan darat dengan ukuran yang beraneka ragam. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan. Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda. Chelipeds dapat digunakan untuk memegang dan membawa makanan, menggali, membuka kulit kerang dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh. Di samping itu, tubuh kepiting juga ditutupi dengan Carapace. Carapace merupakan kulit yang keras atau dengan istilah lain exoskeleton (kulit luar) berfungsi untuk melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan insang.
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih (phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda. Insang yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk mengambil oksigen biasanya sulit dilihat dari luar. Insang terdiri dari struktur yang lunak terletak di bagian bawah carapace. Sedangkan mata menonjol keluar berada di bagain depan carapace.
          Berdasarkan anatomi tubuh bagian dalam, mulut kepiting terbuka dan terletak pada bagian bawah tubuh. Beberapa bagian yang terdapat di sekitar mulut berfungsi dalam memegang makanan dan juga memompakan air dari mulut ke insang. Kepiting memiliki rangka luar yang keras sehingga mulutnya tidak dapat dibuka lebar. Hal ini menyebabkan kepiting lebih banyak menggunakan sapit dalam memperoleh makanan.
          Bagian tubuh kepiting juga dilengkapi bulu dan rambut sebagai indera penerima. Bulu-bulu terdapat hampir di seluruh tubuh tetapi sebagian besar bergerombol pada kaki jalan.
Untuk menemukan makanannya kepiting menggunakan rangsangan bahan kimia yang dihasilkan oleh organ tubuh. Antena memiliki indera penciuman yang mampu merangsang kepiting untuk mencari makan. Ketika alat pendeteksi pada kaki melakukan kontak langsung dengan makanan, chelipeds dengan cepat menjepit makanan tersebut dan langsung dimasukkan ke dalam mulut. Mulut kepiting juga memiliki alat penerima sinyal yang sangat sensitif untuk mendeteksi bahan-bahan kimia.
          Kepiting memiliki sepasang mata yang terdiri dari beberapa ribu unit optik. Matanya terletak pada tangkai, dimana mata ini dapat dimasukkan ke dalam rongga pada carapace ketika dirinya terancam. Kadang-kadang kepiting dapat mendengar dan menghasilkan berbagai suara. Hal yang menarik pada berbagai spesies ketika masa kawin, sang jantan mengeluarkan suara yang keras dengan menggunaklan chelipeds-nya atau menggetarkan kaki jalannya untuk menarik perhatian sang betina.
UDANG WINDU
Kerajaan   : Animalia 
Filum       : Arthopoda 
Kelas       : Malacostraca
Ordo       : Decapoda
Famili     : Penaeidae
Genus     : Penaeus
Spesies   : Penaeus monodon

Morfologi Udang Windu

          Secara garis besar, tubuh udang dapat dibagi atas dua bagian utama, yaitu bagian kepala yang menyatu dengan dada (cephalothorax), dan bagian tubuh sampai ke ekor (abdomen). Bagian kepala ditutupi sebuah kelopak kepala (Cerapace) yang di bagian ujungnya meruncing dan bergigi yang disebut dengan cucuk kepala (rostrum). Udang windu mempunyai rostrum yang memanjang melewati ujung dari antennular peduncle dengan rumus gigi rostrum 6-8 pada sisi atas (umumnya 7) dan sisi bawah 2-4 (umumnya 3), serta berbentuk signoid.
Semua tubuh terbagi atas ruas-ruas yang ditutupi oleh kerangka luar yang mengeras, terbuat dari Chitin. Di bagian kepala terdapat 13 ruas dan di bagian perut 6 ruas. Mulut terletak di bagian bawah kepala, diantara rahang-rahang (mandibula), dan di kanan kiri sisi kepala yang tertutup oleh kelopak kepala terdapat insang. Di bawah pangkal cucuk kepala terdapat mata majemuk bertangkai yang dapat digerak-gerakkan. Di bagian kepala terdapat beberapa anggota tubuh yang berpasang-pasangan, antara lain sungut kecil (antenulla), sirip kepala (scophocerit), sungut besar (antenna), rahang (mandibula), alat pembantu rahang (maxilla) yang terdiri atas dua pasang, dan maxilliped yang terdiri atas tiga pasang, serta kaki jalan (periopoda) yang terdiri atas lima pasang dimana tiga pasang di antaranya dilengkapi dengan jepitan yang disebut juga istilah Chela. Pada bagian perut terdapat lima pasang kaki renang (Pleopoda) yang terletak di masing-masing ruas, sedangkan pada ruas keenam terdapat kaki renang yang telah berubah bentuk menjadi ekor kipas atau sirip ekor (uropoda) yang ujungnya embentuk ujung ekor (telson). Di bawah pangkal ujung ekor terdaapt lubang dubur (anus).
Alat kelamin udang jantan yang disebut juga dengan petasma terletak di antara kaki renang pertama. Sedangkan alat kelamin udang betina (thelicum), terletak di antara pangkal kaki jalan ke-4 dan ke-5, dengan lubang saluran kelaminnya terletak di antara pangkal kaki ke tiga.

Daur Hidup

Udang windu mempunyai tekanan osmotik yang berbeda dengan lingkungannya, oleh karena itu udang harus mencegah kelebihan air atau kekurangan air, agar proses-proses fisiologis didalam tubuhnya dapat berlangsung dengan normal. Daya tahan hidup organisme dipengaruhi oleh keseimbangan osmotik antara cairan tubuh dengan air (media) lingkungan hidupnya. Pengaturan osmotik itu dilakukan melalui mekanisme osmoregulasi. Mekanisme ini dapat dinyatakan sebagai pengaturan keseimbangan total konsentrasi eklektrolit yang terlarut dalarn air media hidup organisme. Osmoregulasi ini erat kaitannya dengan daur hidup udang windu tersebut. Udang Windu memiliki dua lingkungan dalam daur hidupnya yakni laut dan estuary (muara sungai).
Reproduksi

          Udang termasuk hewan yang heteroseksual, yaitu mempunyai jenis kelamin jantan dan betina yang masing-masing terpisah . Perkawinan udang terjadi di laut bebas. Udang jantan biasanya lebih agresif dibanding betina, perkawinan terjadi setelah betina mengganti kulit (moulting), udang jantan tertarik kepada betina karena adanya hormon ektokrin yang keluar secara eksternal yaitu pada saat telur dikeluarkan melaluai saluran telur (oviduk).
          Tingkah laku waktu udang melakukan perkawinan adalah sebagai berikut : Fase pertama, udang jantan di bawah yang betina berenang sejajar dari dasar sampai ketinggian 20-30 cm. Fase kedua, udang jantan membalik menghadap ke bagian bawah (ventral) yang betina. Fase ketiga, kemudian udang jantan membalikkan tubuhnya lagi secara tegak lurus terhadap tubuh udang betina, dan melengkungkan tubuhnya melingkari yang betina. Kepala dan ekornya secara serempak bertemu dan menjepit tubuh udang betina. Kepala dan ekornya secara serempak bertemu dan menjepit tubuh udang betina dengan eratnya. Kemudian melepaskan diri dari udang betina dan berenang menjauh. Perkembangan dan penggabungan bagian ventral sampai pada penyentakan kepala dan ekor berlangsung sangat cepat, hanya memerlukan waktu beberapa detik saja. Keseluruhan proses awal sampai akhir berlangsung 0,5-3,0 jam. Tadi telah dikemukakan bahwa perkawinan udang berlangsung pada malam hari setelah udang betina ganti kulit (moulting). Sesaat setelah ganti kulit dan telah kuat untuk berenang kembali, maka udang betina akan diikuti oleh satu atau beberapa udang jantan. Perkawinan harus disertai dengan kontak antara sisi bawah udang jantan dan betina. Kantong sperma yang dilepaskan, kemudian disalurkan melalui petasma ke thelicum udang betina. Pelepasan dan pemasukan kantong sperma terjadi pada waktu udang jantan membalik menghadap peroendikular (penutup thelicum) udang betina

MANFAAT :
  1. Udang merupakan bahan makanan yang mengandung protein tinggi, yaitu 21%, dan rendah kolesterol, karena kandungan lemaknya hanya 0,2%. Kandungan vitaminnya dalam 100 gram bahan adalah vitamin A 60 SI/100; dan vitamin B1 0,01 mg. Sedangkan kandungan mineral yang penting adalah zat kapur dan fosfor, masing-masing 136 mg dan 170 mg per 100 gram bahan.
  2. Udang dapat diolah dengan beberapa cara, seperti beku, kering, kaleng, terasi, krupuk, dll.
  3. Limbah pengolahan udang yang berupa jengger (daging di pangkal kepala) dapat dimanfaatkan untuk membuat pasta udang dan hidrolisat protein.
  4. Limbah yang berupa kepala dan kaki udang dapat dibuat tepung udang, sebagai sumber kolesterol bagi pakan udang budidaya.
  5. Limbah yang berupa kulit udang mengandung chitin 25% dan di negara maju sudah dapat dimanfaatkan dalam industri farmasi, kosmetik, bioteknologi, tekstil, kertas, pangan, dll.
  6. Chitosan yang terdapat dalam kepala udang dapat dimanfaatkan dalam industri kain, karena tahan api dan dapat menambah kekuatan zat pewarna dengan sifatnya yang tidak mudah larut dalam air.


BAB V
KESIMPULAN

Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang bersegmen-segmen. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis. Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Ciri-ciri umum dari antropoda antara lain mempunyai anggota yang beruas, tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh dibungkus oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar, biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali. organisme yang termasuk dalam phylum Arthopoda adalah udang windu,kepiting,belalang dan kupu-kupu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar