BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Arthropoda adalah filum yang paling besar
dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipang dan hewan sejenis
lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa
ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai
bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang
diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda memiliki beberapa karakteristik
yang membedakan dengan filum yang lain yaitu : Tubuh bersegmen; segmen
biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh
bersegmen berpasangan (Asal penamaan Arthropoda), simetri bilateral,
eksoskeleton berkitin; secara berkala mengalir dan diperbaharui sebagai
pertumbuhan hewan, ekskresi melintas keluar lewat anus, respirasi dengan insang
atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia.
Empat dari lima bagian (yang hidup hari
ini) dari spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta
spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa
ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk
berbagai bentuk simbiotis dan parasit.
I.2
Rumusan Masalah
>
Bagaimana
ciri-ciri filum Arthropoda ?
>
Bagaimana
pengklasifikasian filum Arthropoda ?
>
Bagaimana
struktur tubuh hewan belalang, kupu-kupu, kepiting dan udang ?
I.3
Tujuan Penelitian
>
Untuk mengetahui
ciri-ciri filum Arthropoda
>
Untuk mengetahui
klasifikasi dari filum Arthropoda
>
Untuk mengetahui
morfologi dan anatomi udang,kepiting,belalang dan kupu-kupu
>
Untuk melatih mahasiswa dalam mendeskripsikan ciri khas anggota-anggota
arthropoda berdasar ciri morfologi struktur.
I.4
Manfaat Penelitian
>
Dapat menambah
pengetahuan yang berkaitan dengan filum Arthropoda
>
Dapat mengetahui
struktur tubuh udang,kepiting,kupu-kupu juga belalang
>
Dapat mengetahui
klasifikasi dari filum Arthropoda
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Arthropoda berasal dari bahasa
Yunani, arthos yang artinya segmen/ruas dan poda yang artinya kaki. Jadi, Arthropoda adalah hewan berkaki ruas.
Semua jenis hewan yang termasuk filum arthropoda memiliki tubuh dan kaki yang
berruas-ruas. Tubuhnya tertutup dengan kitin sebagai rangka luarnya.Filum Arthropoda adalah filum yang paling
besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan
hewan mirip lainnya. Arthropoda
adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda
biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk
berbagai bentuk simbiotis dan parasit.
Ciri-Ciri
Arthropoda, antara lain sebagai
berikut :
a) Semua Arthropoda memiliki perpanjangan
tubuh (apendiks) bersendi,
termasuk kaki dan antenanya. Dengan adanya sendi dan perpanjangan tubuh, maka arthropoda dapat bergerak lebih bebas
dan lentur.
b) Tubuhnya simetri
bilateral dan bersegmen-segmen. Pada beberapa spesies, segmen tubuh ada yang
menyatu membentuk kepala, dada, dan perut.
c) Semua Arthropoda memiliki kepala yang
terpisah dengan dada. Namun, udang dan laba-laba memiliki kepala dan dada yang
menyatu membentuk sepalotoraks.
d) Memiliki rangka luar
(eksoskeleton) yang terbuat
dari kitin.
e) Memiliki mata
majemuk. Mata majemuk (faset)
terdiri dari ribuan satuan penyusun mata yang disebut omatidium. Beberapa jenis Arthropoda
memiliki mata berlensa tunggal yang disebut oselus yang hanya dapat membedakan keadaan gelap dan terang.
Anthropoda
dapat dibagi menjadi 4 subfilum sebagai berikut:
A.
Crustacea
Crustacea
adalah
suatu kelompok besar dari arthropoda dan biasanya dianggap sebagai suatu
subfilum. Kelompok ini mencangkup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti
lobster, kepiting, udang, karang, dll. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup
di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan
kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas dapat bebas bergerak, walaupun
beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya.
Ciri-ciri
crustacea adalah sebagai
berikut :
a) Tubuh crustacea bersegmen (beruas) dan
terdiri atas sefalotoraks
b) Pada bagian kepala
terdapat beberapa alat mulut, yaitu: 2 pasang antenna; 1 pasang mandibula untuk
menggigit mangsanya; 1 pasang maksila; dan 1 pasang maksilliped
c) Maksilla dan
maksilliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke
mulut.
d) Alat gerak berupa 5
pasang kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) pada cephalothoraks dan
berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan.
e) Tiap segmen tubuh
ditutupi karapaks.
Sistem
organ Crustacea adalah sebagai
berikut:
1) Sistem Pencernaan; Makanan
Crustacea berupa bangkai
hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alat pencernaan berupa mulut terletak pada
bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus,
lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki
kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala dan dada. Sisa pencernaan
selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat ekskresi disebut
kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala.
2) Sistem Saraf; Susunan
saraf Crustacea adalah tangga
tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antenna (alat paraba),
statocyst (alat keseimbangan)
dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.
3) Sistem Peredaran
Darah; System peredaran darah Crustacea
disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar tanpa melaui pembuluh
darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosiasin yang daya
ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.
4) Sistem Pernafasan; Pada
umumnya Crustacea bernafas
dengan insang. Kecuali Crustacea
yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya.
5) Alat Reproduksi; Alat
reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberap Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan
kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima.
Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh). Dalam pertumbuhannya, udang
mengalami ekdisis atau pergantian kulit. Udang dewasa melakukan ekdisis dua
minggu sekali. Selain itu udang mampu melakukan autotomi (pemutusan sebagian
anggota tubuhnya). Misalnya: uadang akan memutuskan sebagian pangkal kakinya,
bila kita menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki tersebut akan
tumbuh kembali melalui proses regenerasi.
Berdasarkan
ukuran tubuhnya Crustacea
dikelompokkan sebagai berikut:
a) Entomostraca
(udang tingkat rendah)
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusunan zooplankton, adalah melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan ikan. Hewan ini dikelompokan menjadi empat ordo, yaitu:
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusunan zooplankton, adalah melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan ikan. Hewan ini dikelompokan menjadi empat ordo, yaitu:
- Branchiopoda
Contohnya: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus.
Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton. Pembiakan berlangsung secara Parthenogenesis. - Ostracoda
Contoh: Cypris candida, Codona suburdana.
Hidup di air tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena. - Copecoda
Contoh: Argulus indicus, Cyclops.
Hidup dia ir laut dan air tawar, dan merupakan plankton dan parasit, segmentasi tubuhnya jelas. - Cirripedia
Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina.
Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk cakram dan hidup di laut melekat pada batu atau benda lain. Cirripedia ada yang bersifat parasit. Cara hidup Cirripedia beraneka ragam. Salah satu diantaranya adalah Bernakel yang terdapat pada dasar kapal, perahu dan tiang-tiang yang terpancang di laut atau mengapung di laut.
b) Malakostraca
(udang tingkat tinggi)
Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta perut (abdomen). Hewan ini dikelompokan dalam tiga ordo, yaitu:
Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta perut (abdomen). Hewan ini dikelompokan dalam tiga ordo, yaitu:
- Isopoda
Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama.
Contoh: Onicus asellus (kutu perahu); Limnoria lignorum
Keduanya adalah pengerek kayu. - Stomatopoda
Contoh: Squilla empusa (udang belalang).
Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan antena. - Decapoda (si kaki sepuluh)
Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh kaki dan merupakan kelompok udang yang sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak digunakan sebagai sumber makanan yang kaya denganprotein. Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan. Kepala – dada menjadi satu (Cephalothorax) yang ditutupi oleh karapakx. Tubuh mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh. Hidup di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut.
Peranan
Crustacea bagi kehidupan
manusia
Jenis
Crustacea yang menguntungkan
manusia dalam beberapa hal, antara lain:
- Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, missal udang, lobster dan kepiting.
- Dalam bidang ekologi, hewan yang
tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
Sedangkan
beberapa Crustacea yang
merugikan antara lain:
- Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
- Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda
- Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
B.
Hexapoda / Insecta
Insekta
berasal dari bahasa latin, insecti yang berarti serangga. Insekta termasuk
salah satu anggota dari fillum
Arthropoda. Banyak anggota insekta yang dapat ditemukan disekitar kita
misalnya lalat, kupu-kupu, kecoak, jangkrik, semut, nyamuk dan belalang.
Anggota insekta sangat beragam, tetapi memiliki ciri khusus, yaitu kakinya
berjumlah enam buah, sehingga disebut juga hexapoda (hexa = enam, podos
= kaki). Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut.
Insekta merupakan satu-satnya invertebrate yang dapat terbang, dengan ukuran tubuh
yang beragam. Dengan habitat yang sangat luas insekta mempunyai peranan yang
penting dalam kehidupan manusia. Peranan yang menguntungkan anatar lain:
penyerbukan tanaman oleh lebah atau insekta lain, tetapi ada juga yangmerugukan
misalnya: wereng coklat menyerang hektaran tanaman padi.
Insekta
memiliki beberapa ciri antara lain:
a) Tubuh terbagi menjadi
tiga bagian, yaitu kaput
(kepala), toraks (
dada), dan abodemen
(perut).
b) Memiliki sepasang
kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya tiga pasang dan
berfungsi untuk berjalan.
c) Kebanyakan insekta
memiliki sayap pada segmen kedua dan segmen ketiga di daerah dada, pada jenis
lain sayapnya tereduksi bahkan ada yang tidak memiliki sayap.
d) Makanan insekta ada
yang berupa sisa organisme lain, ada yang hidup sebagai parasit dalam tubuh
(tumbuhan, hewan bahkan manusia), serta bersimbiosis dengan organisme lain.
e) Alat pernapasan
insekta berupa trakea.
f) Alat ekresi berupa tubulus malpighi yang terletak
melekat pada bagian posterior saluran pencernaan.
g) System sirkulasinay
terbuka.
h) Organ kelamin insekta
berumah uda artinya insekta jantan dan insekta betina terpisah, alat kelaminnya
terletak pada segmen terakhir dari abodemen.
i) Fertilasi terjadi secara
internal.
j) Insekta mengalami
ekdisis pada tahap tertentu selama perkembangan hidupnya.
System
organ insekta/Hexapoda antara
lain:
1. Dada terdiri dari
tiga segmen atau ruas yang terlihat jelas, yaitu dari depan prothoraks, mesothoraks, dan metathoraks dan pada setiap
segmen terdapat sepasang kaki, sayapnya terdapat mesothoraks dan metathoraks.
Pada insekta yang bersayap sepasang, sayap belakangnya mereduksi, mengecil dan
disebut halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Tubuh insekta
diperkuat dengan rangka luar atau eksoskelet dari chitine. Susunan kaki pada
insekta terdiri dari ruas-ruas yaitu : Panggul (coax); Gelang paha (trokanter);
Paha (femur); Ruas betis (tibia); Ruas-ruas kaki (tarsus)
2. Perut (abdomen); Pada perut insekta ada
sebelas segmen, pada stadium embrio segmen ditemukan lengkap, tetapi pada
bentuk dewasa segmen dibagian poeterior menjadi alat reproduksi. Abdomen dalam
bentuk dewasa tidak berkaki tetapi ada stadium larva mempunyai kaki. Pada
abdomen terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea.
Anatomi internal terdiri beberapa system organ yang kompleks, yaitu system
pencernaan, system pernapasan, system sirkulasi, system peneluaran zat, dan
system saraf.
·
Sistem Pencernaan; Insekta memiliki system pencernaan yang
lengkap dan organ yang jelas untuk perombakan makanan dan penyerapan zat-zat
makanan.
·
Sistem Pernapasan; Insekta bernapas dengan system trakea
yang berupa tabung bercabang yang dilapisi kitin. Oksigen masuk secara langsung
dari trakea ke sel-sel tubuh. System trakea membuka ke bagian luar tubuh
melalui spirakel, yaitu pori-pori yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur
aliran udara dan membatasi hilangnya air.
·
Sistem Sirkulasi; Sistem sirkulasi insekta berupa system
sirkulasi terbuka dengan organ sebuah jantung pembuluh yang berfungsi mempompa
hemolimfa melalui sinus homosol (rongga tubuh).
·
Sistem Pengeluaran Zat (Ekskresi); Sistem pengeluaran
insekta berupa tubulus melphigi yang melekat pada bagian posterior saluran
pencernaan.
·
Sistem Saraf; Sistem saraf insekta terdiri dari pasangan
tali saraf ventral dengan beberapa ganglia segmental. Beberapa segmen ganglia
anterior menyatu membentuk otak yang terletak dekat dengan anten, mata, dan
organ indera lain yang terpusat dikepala.
Berdasarkan
ada atau tidaknya sayap, Insecta digolongkan menjadi 2, yaitu sebagai berikut.
a) Apterygota, tidak
bersayap dan tidak mengalami metamorfosis. Contoh: Lepisma sacharina (kutu buku).
b) Pterygota, mempunyai
sayap. Pterygota terbagi atas 2 kelompok sebagai berikut.
·
Eksopterygota (metamorfosis tidak sempurana); Metamorfosis
tidak sempurna (nemimetabola), tidak ada perbedaan bentuk yang nyata antara
larva dan dewasa. Tahap perkembangannya adalah: Telur – larva - dewasa.
Eksopterygota terdiri dari 4 ordosebagai berikut. Orthoptera, contoh: belalang daun, kecoa; Isoptera, contoh: capung; Hemiptera, contoh: walang sangit; Homoptera, contoh: wereng.
Eksopterygota terdiri dari 4 ordosebagai berikut. Orthoptera, contoh: belalang daun, kecoa; Isoptera, contoh: capung; Hemiptera, contoh: walang sangit; Homoptera, contoh: wereng.
·
Endopterygota (metamorfosis sempurna); Metamorfosis
sempurna, terdapat perbedaan bentuk yang nyata antara larva dan dewasa. Tahap perkembangannya
adalah: Telur - larva (ulat) - kepompong (pupa) - dewasa (imago).
Endopterygota terdiri dari 6 ordo sebagai berikut : Coleoptera, contioh: kunang-kunang; Diptera, contoh: nyamuk, lalat; Hymenoptera, contoh: lebah madu; Siphonoptera, contoh: kutu kepala; Lepidoptera, contoh: kupu-kupu; Neuroptera, contoh: undur-undur.
Endopterygota terdiri dari 6 ordo sebagai berikut : Coleoptera, contioh: kunang-kunang; Diptera, contoh: nyamuk, lalat; Hymenoptera, contoh: lebah madu; Siphonoptera, contoh: kutu kepala; Lepidoptera, contoh: kupu-kupu; Neuroptera, contoh: undur-undur.
Peranan
Insekta / hexapoda yang menguntungkan adalah:
- Kupu-kupu atau lalat dapat membantu mempercepat proses penyerbukan pada tanaman berbuah.
- Penghasil madu, yaitu lebah (Apis indica)
- Penghasil bahan kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori).
Peranan
insekta yang merugikan menusia adalah:
- Vektor beberapa penyakit pada manusia, misalnya Plasmodium, penyebab penyakit
- Menimbulkan gangguan pada manusia, misalnya kutu kepala (Pediculus capitis)
- Sebagai hama tanaman pangan, misalnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), walang sangit (Leptocorisa acuta)
- Perusak gabah, oleh kutu gabah (Rhyzoperta doninica).
- Perusak produk berbahan buku alam, misalnya rayap (Helanithermis sp.), dapat menghancurkan kayu-kayu karena didalam ususnya terdapat Protozoa yang bersimbiosis yaitu Trichonympha yang menghasilkan enzim pengurai selulosa, dan kutu buku Lepisma sacharina).
C.
Myriapoda
Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai
satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan
habitat di darat terutama tempat yang benyak mengandung sampah, misalnya kebun
dan di bawah batu-batuan.
Ciri-ciri
Myriapoda
a) Tubuh bersegmen
(beruas) tidak mempunyai dada jadi hanya kepala dan perut.
b) Pada setiap ruas
perut terdapat satu pasang atau 2 pasang kaki.
c) Pada kepala terdapat
2 kelopak mata tunggal (ocellus),
1 pasang antena dan alat mulut.
d) Susunan saraf tangga
tali.
e) System pernapasan
dengan trakea. Mempunyai spirakel yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya untuk
keluar masuknya udara.
f) System peredaran
darah terbuka.
g) Alat kelamin jantan
dan betina terpisah, cara perkembangbiakan dengan cara bertelur.
h) Hidup di darat, misal
di bawah batu, dalam tanah, humus atau tempat lembab lainnya.
Dalam
penggolongannya myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas yakni:
1).
Kelas Chilopoda
Contoh:
kelabang: Lithobius forticatus dan
Scolopendra morsitans.
Ciri-ciri Chilopoda:
Ciri-ciri Chilopoda:
- Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 – 173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
- Alat pencernaan makanannnya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat ekskresi berupa dua buah saluran malphigi.
- Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hamper pada setiap ruas.
- Habitat (tempat hidup) di bawah batu-batuan/ timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Kelas ini sering disebut Sentipede.
2).
Kelas Diplopoda
Contoh:
kaki seribu (Julus nomerensis)
Ciri-cirinya Diplopoda:
Ciri-cirinya Diplopoda:
- Tubuhnya berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas kepala dan bahan. Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kadua kaki mengalami modifikasi sebagai oragan kopulasi.
- Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok meta tunggal.
- Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk.
- Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.
- Alat ekskresi berupa dua buah saluran malphigi.
D.
Chelicerata
Chelicerata
merupakan subfilum paling besar dalam Arthropoda, terdiri dari kelas Arachnida dan Horseshoe crab (mimi).
- Arachinida; Anggota Arachnida meliputi kalajenking, laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang merugikan menusia, hewan dan tumbuhan. Archnida bersifat karnivora sekaligus prodator. Tempat hidupnya adalah di darat.
Ciri-ciri
Arachnida :
a) Tubuh terbagi atas
kepala-dada (sefalotoraks) dan
perut yang dapat dibedakan dengan jelas, kecuali Acarina.
b) Pada bagian
kepala-dada tidak terdapat antenna, tetapi mempunyai beberapa pasang mata
tunggal, mulut, kelisera dan pedipalpus.
c) Mempunyai 4 pasang
kaki pada kepala-dada.
d) Alat ekskresi
dilengkapi dengan saluran malphigi
dan kelenjar coxal.
e) Alat pernapasan
berupa trakea, paru-paru buku
atau insang buku.
f) Alat kelamin jantan
dan betina terpisanh, lubang kelamin terbuka pada bagian anterior abdomen,
pembuahan internal (di dalam).
g) System saraf tangga
tali dengan ganglia dorsal (otak) dan tali saraf ventral dengan
pasangan-pasangan ganglia
h) Alat mulut dan alat
pencernaan makanan terutama disesuiakan untuk mengisap serta memiliki kelenjar
racun.
i) Habitat (tempat
hidup) di darat, pada umumnya tetapi ada pula sebagai parasit.
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1
Alat dan Bahan
-
Papan seksi -
Udang windu
-
Lup -
Kepiting
-
Alat bedah -
Belalang
-
Penggaris dan alat tulis -
Kupu-kupu
III.2
Cara kerja
1) Menyiapkan bahan dan
alat-alat yang akan digunakan
2) Mengamati morfologi
udang windu kemudian menggambarnya pada buku gambar serta menghitung panjang
dan lebar udang windu juga jumlah kakinya
3) Mengamati morfologi
kepiting ( Scylla sp), jika kepiting masih dalam keadaan hidup jangan
membuka tali pengikatnya, kemudian menggambarnya pada buku gambar serta
menghitung panjang dan lebar kepiting juga jumlah kakinya
4) Mengamati struktur
tubuh pada belalang dan kupu-kupu setelah itu menggambar pada buku gambar
disertai keterangan bagian-bagiannya
5) Setelah melakukan
percobaan bersihkan dan bereskan alat dan bahan tsb.
III.3 Jadwal Penelitian
Hari dan tanggal : Kamis,04 April 2013
Tempat
penelitian : Di depan kelas X4 SMAN
1 GLAGAH BWI
Waktu :
08.35-08.50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil Penelitian
Pada buku gambar
IV.2
Pembahasan
BELALANG
Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Class: Insecta
Family : Coelifera
Genus : Dissostira
Species: Dissostira carolina
Phylum: Arthropoda
Class: Insecta
Family : Coelifera
Genus : Dissostira
Species: Dissostira carolina
Morfologi
belalang
Tubuh belalang terdiri atas
kepala, dada, dan perut. Dibagian kepala terdapat sepasang antena yang
berfungsi sebagai indra pembau. Selain antena, dibagian kepala juga terdapat
mata majemuk dan mulut. Mulut pada belalang terdiri atas mandibula, maksila,
dan labium. Dada terdiri dari tiga ruas dan dibagian dada (toraks) terdapat 3
pasang kaki yang terdiri atas 1 pasang kaki yang berukuran besar dan 2 pasang
kaki yang berukuran kecil. Setiap ujung kaki pada belalang terdapat seperti
duri. Dibagian perut (abdomen) terbagi atas 11 segmen, segmen terakhir berubah
menjadi alat reproduksi. Belalang memiliki sayap yang menutupi bagian atas
perut (abdomen). Habitat belalang adalah di padang pasir dengan makanan
utamanya adalah rerumputan. Belalang merupakan salah satu contoh hewan dari
kelas insecta dalam filum arthropoda.
Alat
Ekskresi pada Belalang
Alat
ekskresi pada belalang adalah pembuluh
Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada
vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih
kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping
pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat
sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi
seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan
amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang
diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat.
Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.
Pembuluh
Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat
pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh
Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat,
sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan
transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan
diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan
feses.
REPRODUKSI BELALANG
Organ
reproduksi belalang jantan disebut dengan nama aedeagus. Selama proses
reproduksi, belalang jantan akan memasukkan spermatophore (satu paket berisi
sperma) ke dalam ovipositor belalang betina. Sperma memasuki sel telur melalui
saluran halus yang disebut micropyles. Setelah telur dibuahi, belalang betina
akan menanamkan telur sekitar 1-2 inci di dalam tanah menggunakan ovipositor
pada ujung perutnya. Belalang betina akan bertelur setiap interval 3-4 hari
hingga semua telur dikeluarkan. Belalang betina dapat meletakkan hingga ratusan
butir selama masa bertelur. Selain di dalam tanah, belalang juga dapat
meletakkan telur mereka pada tanaman (batang, daun, atau bunga). Telur belalang
akan tetap tersimpan di dalam tanah hingga berbulan-bulan lamanya dan akan
menetas saat musim panas. Induk belalang tidak mengurus anak mereka setelah
menetas.
Telur
belalang menetas menjadi nimfa, dengan tampilan belalang dewasa versi mini
tanpa sayap dan organ reproduksi. Nimfa belalang yang baru menetas biasanya
berwarna putih, namun setelah terekspos sinar matahari, warna khas mereka akan
segera muncul.Selama masa pertumbuhan, nimfa belalang akan mengalami ganti
kulit berkali kali (sekitar 4-6 kali) hingga menjadi belalang dewasa dengan
tambahan sayap fungsional. Masa hidup belalang sebagai nimfa adalah 25-40 hari.
Setelah melewati tahap nimfa, dibutuhkan 14 hari bagi mereka untuk menjadi
dewasa secara seksual. Setelah itu hidup mereka hanya tersisa 2-3 minggu,
dimana sisa waktu itu digunakan untuk reproduksi dan meletakkan telur mereka.
Total masa hidup belalang setelah menetas adalah sekitar 2 bulan (1 bulan
sebagai nimfa, 1 bulan sebagai belalang dewasa), itupun jika mereka selamat
dari serangan predator. Setelah telur yang mereka hasilkan menetas, daur hidup
belalang yang singkat akan berulang.
METAMORFOSIS BELALANG
Belalang
adalah hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis tidak
sempurna adalah metamorfosis yang hanya memiliki 3 tahap, yaitu telur, nimfa,
dan imago (dewasa). Dimana tampilan fisik antara nimfa dan imago tidak jauh
berbeda. Contoh serangga lain yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah
wereng, jangkrik dan kecoa.
Sedangkan
metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang memiliki 4 tahap, yaitu telur,
nimfa, pupa, dan imago. Tahap yang membedakan metamorfosis tidak sempurna
dengan metamorfosis sempurna adalah tahap pupa (kepompong). Perbedaan lainnya
adalah tampilan fisik nimfa dan imago serangga yang mengalami metamorfosis
sempurna sangat berbeda. Contoh serangga yang mengalami metamorfosis
sempurna adalah kumbang, kupu-kupu, lebah, tawon, dan lalat.
KUPU-KUPU
Kupu-kupu
termasuk jenis serangga dalam pengkelasannya di kelompokan sebagai order
Lepidoptera. Kupu kupu termasuk hewan yang membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan
yang di sebut dengan polinator. Kupu-kupu hidup hampir di seluruh
penjuru dunia. Sama seperti serangga lainnya, kupu-kupu memiliki tiga bagian
tubuh dan sepasang antena. Dan uniknya seluruh tubuh kupu kupu di liputi dengan
sesor berupa bulu-bulu halus.
Bagian-bagian ( anatomi ) kupu-kupu
Bagian-bagian ( anatomi ) kupu-kupu
a) Kepala (Head) – kepala adalah bagian dari serangga
yang berisi otak, 2 mata kompon, probosis dan faring (tenggorokan, dimana
merupakan awal dari sistem pencernaaan), dan 2 antena yang terpasang di
kepala.
b) Antena (Antennea) – antena adalah alat sensor yang
terdapat di kepala serangga dewasa. Antena ini digunakan untuk mencium
dan keseimbangan. Kupu-kupu mempunyai 2 antena dengan ujung yang sedikit
membulat yang disebut sebagai antennal
club.
c) Mata kompon (Compound Eye) – mata kompon kupu-kupu terdiri dari
banyak lensa hexagonal seperti halnya pada mata kompon serangga lainnya.
Kupu-kupu hanya dapat melihat warna merah, hijau dan kuning saja.
d) Probosis (Proboscis) – kupu-kupu dewasa menghisap nektar
bunga dan cairan lainnya dengan menggunakan probosis atau mulut penghisap yang
seperti sedotan spiral. Ketika tidak digunakan, probosis ini akan digulung
melingkar seperti selang air.
e) Palp labial (Labial palps) – palp labial membantu kupu-kupu
untuk menentukan apakah sesuatu itu merupakan makanan atau bukan.
f) Dada (Thorax) – dada adalah bagian diantara kepala
(head) dan perut (abdomen) dimana kaki dan sayap terpasang.
g) Sayap depan (Forewing) - fore wing adalah sepasang sayap
yang berada paling atas.
h) Sayap belakang (Hindwing) - hind wing adalah sepasang sayap
yang berada paling bawah.
i) Kaki (Legs) – kupu-kupu mempunyai sepasang kaki
pendek yang berada di depan, dan 2 pasang kaki yang lebih panjang di
belakangnya. Kaki, terutama sepasang yang ditengah, dilengkapi dengan sensor
penciuman yang membuat kupu-kupu dapat "merasakan" kandungan kimia
pada tempatnya hinggap.
j) Perut (Abdomen) – perut merupakan bagian ekor
serangga yang mempunyai segmentasi yang memiliki organ vital seperti jantung,
tubulus atau pembuluh Malphigi untuk alat ekresi (pembuangan sisa metabolisme
dan benda tidak berguna lainnya), organ reproduksi dan sebagian besar sistem
pencernaan.
Siklus hidup kupu-kupu
Kupu-kupu
hidup bermetamarfosis dengan melewati empat tahap kehidupan yang berbeda.
- Telur, kehidupan kupu-kupu di mulai dari telur yang biasanya di letakan di dedaunan
- Larva, berasal dari telur yang menetas makananya berupa dedaunan. Larva ini berganti kulit beberapa kali sebelum berubah jadi pupa
- Pupa merupakan masa istirahat dari larva. Di dalam pupa ini larva membelah dan membentuk tubuh dewasa
- Kupu Kupu dewasa lahir dari pupa dan siklus kehidupan ini pun terus berlanjut.
KEPITING
Kingdom : animalia
Filum : arthropoda
Kelas : malacostraca
Ordo :
decapoda
Famili :
portunidae
Genus : scylla
Spesies : scylla
sp
Kepiting adalah binatang crustacea
berkaki sepuluh. Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka
luar) yang sangat keras, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting
hidup di air laut, air tawar dan darat dengan ukuran yang beraneka ragam. Seluruh
kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan. Pada bagian kaki juga
dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki
pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang
berbeda-beda. Chelipeds dapat digunakan untuk memegang dan membawa makanan,
menggali, membuka kulit kerang dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh.
Di samping itu, tubuh kepiting juga ditutupi dengan Carapace. Carapace
merupakan kulit yang keras atau dengan istilah lain exoskeleton (kulit luar)
berfungsi untuk melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan insang.
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih (phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda. Insang yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk mengambil oksigen biasanya sulit dilihat dari luar. Insang terdiri dari struktur yang lunak terletak di bagian bawah carapace. Sedangkan mata menonjol keluar berada di bagain depan carapace.
Berdasarkan anatomi tubuh bagian dalam, mulut kepiting terbuka dan terletak pada bagian bawah tubuh. Beberapa bagian yang terdapat di sekitar mulut berfungsi dalam memegang makanan dan juga memompakan air dari mulut ke insang. Kepiting memiliki rangka luar yang keras sehingga mulutnya tidak dapat dibuka lebar. Hal ini menyebabkan kepiting lebih banyak menggunakan sapit dalam memperoleh makanan.
Bagian tubuh kepiting juga dilengkapi bulu dan rambut sebagai indera penerima. Bulu-bulu terdapat hampir di seluruh tubuh tetapi sebagian besar bergerombol pada kaki jalan. Untuk menemukan makanannya kepiting menggunakan rangsangan bahan kimia yang dihasilkan oleh organ tubuh. Antena memiliki indera penciuman yang mampu merangsang kepiting untuk mencari makan. Ketika alat pendeteksi pada kaki melakukan kontak langsung dengan makanan, chelipeds dengan cepat menjepit makanan tersebut dan langsung dimasukkan ke dalam mulut. Mulut kepiting juga memiliki alat penerima sinyal yang sangat sensitif untuk mendeteksi bahan-bahan kimia.
Kepiting memiliki sepasang mata yang terdiri dari beberapa ribu unit optik. Matanya terletak pada tangkai, dimana mata ini dapat dimasukkan ke dalam rongga pada carapace ketika dirinya terancam. Kadang-kadang kepiting dapat mendengar dan menghasilkan berbagai suara. Hal yang menarik pada berbagai spesies ketika masa kawin, sang jantan mengeluarkan suara yang keras dengan menggunaklan chelipeds-nya atau menggetarkan kaki jalannya untuk menarik perhatian sang betina.
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih (phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda. Insang yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk mengambil oksigen biasanya sulit dilihat dari luar. Insang terdiri dari struktur yang lunak terletak di bagian bawah carapace. Sedangkan mata menonjol keluar berada di bagain depan carapace.
Berdasarkan anatomi tubuh bagian dalam, mulut kepiting terbuka dan terletak pada bagian bawah tubuh. Beberapa bagian yang terdapat di sekitar mulut berfungsi dalam memegang makanan dan juga memompakan air dari mulut ke insang. Kepiting memiliki rangka luar yang keras sehingga mulutnya tidak dapat dibuka lebar. Hal ini menyebabkan kepiting lebih banyak menggunakan sapit dalam memperoleh makanan.
Bagian tubuh kepiting juga dilengkapi bulu dan rambut sebagai indera penerima. Bulu-bulu terdapat hampir di seluruh tubuh tetapi sebagian besar bergerombol pada kaki jalan. Untuk menemukan makanannya kepiting menggunakan rangsangan bahan kimia yang dihasilkan oleh organ tubuh. Antena memiliki indera penciuman yang mampu merangsang kepiting untuk mencari makan. Ketika alat pendeteksi pada kaki melakukan kontak langsung dengan makanan, chelipeds dengan cepat menjepit makanan tersebut dan langsung dimasukkan ke dalam mulut. Mulut kepiting juga memiliki alat penerima sinyal yang sangat sensitif untuk mendeteksi bahan-bahan kimia.
Kepiting memiliki sepasang mata yang terdiri dari beberapa ribu unit optik. Matanya terletak pada tangkai, dimana mata ini dapat dimasukkan ke dalam rongga pada carapace ketika dirinya terancam. Kadang-kadang kepiting dapat mendengar dan menghasilkan berbagai suara. Hal yang menarik pada berbagai spesies ketika masa kawin, sang jantan mengeluarkan suara yang keras dengan menggunaklan chelipeds-nya atau menggetarkan kaki jalannya untuk menarik perhatian sang betina.
UDANG
WINDU
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Arthopoda
Kelas
: Malacostraca
Ordo
: Decapoda
Famili
: Penaeidae
Genus
: Penaeus
Spesies
: Penaeus monodon
Morfologi Udang Windu
Secara garis besar, tubuh udang dapat dibagi atas dua bagian utama, yaitu bagian kepala yang menyatu dengan dada (cephalothorax), dan bagian tubuh sampai ke ekor (abdomen). Bagian kepala ditutupi sebuah kelopak kepala (Cerapace) yang di bagian ujungnya meruncing dan bergigi yang disebut dengan cucuk kepala (rostrum). Udang windu mempunyai rostrum yang memanjang melewati ujung dari antennular peduncle dengan rumus gigi rostrum 6-8 pada sisi atas (umumnya 7) dan sisi bawah 2-4 (umumnya 3), serta berbentuk signoid.
Semua tubuh terbagi atas ruas-ruas yang
ditutupi oleh kerangka luar yang mengeras, terbuat dari Chitin. Di bagian
kepala terdapat 13 ruas dan di bagian perut 6 ruas. Mulut terletak di bagian
bawah kepala, diantara rahang-rahang (mandibula), dan di kanan kiri sisi kepala
yang tertutup oleh kelopak kepala terdapat insang. Di bawah pangkal cucuk
kepala terdapat mata majemuk bertangkai yang dapat digerak-gerakkan. Di bagian
kepala terdapat beberapa anggota tubuh yang berpasang-pasangan, antara lain
sungut kecil (antenulla), sirip kepala (scophocerit), sungut besar (antenna),
rahang (mandibula), alat pembantu rahang (maxilla) yang terdiri atas dua
pasang, dan maxilliped yang terdiri atas tiga pasang, serta kaki jalan
(periopoda) yang terdiri atas lima pasang dimana tiga pasang di antaranya
dilengkapi dengan jepitan yang disebut juga istilah Chela. Pada bagian perut
terdapat lima pasang kaki renang (Pleopoda) yang terletak di masing-masing
ruas, sedangkan pada ruas keenam terdapat kaki renang yang telah berubah bentuk
menjadi ekor kipas atau sirip ekor (uropoda) yang ujungnya embentuk ujung ekor
(telson). Di bawah pangkal ujung ekor terdaapt lubang dubur (anus).
Alat kelamin udang jantan yang disebut
juga dengan petasma terletak di antara kaki renang pertama. Sedangkan alat
kelamin udang betina (thelicum), terletak di antara pangkal kaki jalan ke-4 dan
ke-5, dengan lubang saluran kelaminnya terletak di antara pangkal kaki ke tiga.
Daur Hidup
Udang windu mempunyai tekanan osmotik
yang berbeda dengan lingkungannya, oleh karena itu udang harus mencegah
kelebihan air atau kekurangan air, agar proses-proses fisiologis didalam
tubuhnya dapat berlangsung dengan normal. Daya tahan hidup organisme
dipengaruhi oleh keseimbangan osmotik antara cairan tubuh dengan air (media)
lingkungan hidupnya. Pengaturan osmotik itu dilakukan melalui mekanisme
osmoregulasi. Mekanisme ini dapat dinyatakan sebagai pengaturan keseimbangan
total konsentrasi eklektrolit yang terlarut dalarn air media hidup organisme.
Osmoregulasi ini erat kaitannya dengan daur hidup udang windu tersebut. Udang Windu memiliki dua lingkungan dalam daur hidupnya yakni laut dan
estuary (muara sungai).
Reproduksi
Udang
termasuk hewan yang heteroseksual, yaitu mempunyai jenis kelamin jantan dan
betina yang masing-masing terpisah . Perkawinan udang terjadi di laut bebas.
Udang jantan biasanya lebih agresif dibanding betina, perkawinan terjadi
setelah betina mengganti kulit (moulting), udang jantan tertarik kepada
betina karena adanya hormon ektokrin yang keluar secara eksternal yaitu pada
saat telur dikeluarkan melaluai saluran telur (oviduk).
Tingkah laku waktu udang melakukan
perkawinan adalah sebagai berikut : Fase pertama, udang jantan di bawah yang betina
berenang sejajar dari dasar sampai ketinggian 20-30 cm. Fase kedua, udang
jantan membalik menghadap ke bagian bawah (ventral) yang betina. Fase
ketiga, kemudian udang jantan membalikkan tubuhnya lagi secara tegak lurus
terhadap tubuh udang betina, dan melengkungkan tubuhnya melingkari yang betina.
Kepala dan ekornya secara serempak bertemu dan menjepit tubuh udang betina.
Kepala dan ekornya secara serempak bertemu dan menjepit tubuh udang betina
dengan eratnya. Kemudian melepaskan diri dari udang betina dan berenang
menjauh. Perkembangan dan penggabungan bagian ventral sampai pada
penyentakan kepala dan ekor berlangsung sangat cepat, hanya memerlukan waktu
beberapa detik saja. Keseluruhan proses awal sampai akhir berlangsung 0,5-3,0
jam. Tadi telah dikemukakan bahwa perkawinan udang berlangsung pada malam hari
setelah udang betina ganti kulit (moulting). Sesaat setelah ganti kulit
dan telah kuat untuk berenang kembali, maka udang betina akan diikuti oleh satu
atau beberapa udang jantan. Perkawinan harus disertai dengan kontak antara sisi
bawah udang jantan dan betina. Kantong sperma yang dilepaskan, kemudian
disalurkan melalui petasma ke thelicum udang betina. Pelepasan dan
pemasukan kantong sperma terjadi pada waktu udang jantan membalik menghadap peroendikular
(penutup thelicum) udang betina
MANFAAT
:
- Udang merupakan bahan makanan yang mengandung protein tinggi, yaitu 21%, dan rendah kolesterol, karena kandungan lemaknya hanya 0,2%. Kandungan vitaminnya dalam 100 gram bahan adalah vitamin A 60 SI/100; dan vitamin B1 0,01 mg. Sedangkan kandungan mineral yang penting adalah zat kapur dan fosfor, masing-masing 136 mg dan 170 mg per 100 gram bahan.
- Udang dapat diolah dengan beberapa cara, seperti beku, kering, kaleng, terasi, krupuk, dll.
- Limbah pengolahan udang yang berupa jengger (daging di pangkal kepala) dapat dimanfaatkan untuk membuat pasta udang dan hidrolisat protein.
- Limbah yang berupa kepala dan kaki udang dapat dibuat tepung udang, sebagai sumber kolesterol bagi pakan udang budidaya.
- Limbah yang berupa kulit udang mengandung chitin 25% dan di negara maju sudah dapat dimanfaatkan dalam industri farmasi, kosmetik, bioteknologi, tekstil, kertas, pangan, dll.
- Chitosan yang terdapat dalam kepala udang dapat dimanfaatkan dalam industri kain, karena tahan api dan dapat menambah kekuatan zat pewarna dengan sifatnya yang tidak mudah larut dalam air.
BAB
V
KESIMPULAN
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang
berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang
kakinya beruas-ruas. Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala),
toraks(dada), dan abdomen (perut) yang bersegmen-segmen. Hewan arthropoda ada
yang mengalami metemorfosis sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang
tidak bermetamorfosis. Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara
seksual. Ciri-ciri umum dari antropoda antara lain mempunyai
anggota yang beruas, tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah
ruas-ruas, tubuh dibungkus oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar,
biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian yang tidak berkitin sehingga
ruas-ruas tersebut mudah digerakkan, sistem saraf berupa sistem saraf tangga
tali.
organisme yang termasuk dalam phylum Arthopoda adalah udang
windu,kepiting,belalang dan kupu-kupu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar