Di
masa-masa remaja yang labil dan penuh dengan kisah yang manis untuk dikenang,
aku sendiri di sini menahan luka sakit hati yang aku alami sendiri. Aku luka
karena cinta. Cinta yang telah lama pergi dan dengan tiba-tiba cinta itu hadir
kembali menghiasi hari-hariku.
Jaman SMP biasa
orang sebut cinta monyet atau ya sebatas
suka-suka gitu aja, pacaran, putus, balikan, dan lain-lain.
Cinta
itu adalah cinta pertamaku. Cinta yang dapat membuat hari-hariku penuh dengan
senyuman kebahagiaan. Cinta yang telah mewarnai hari-hariku dengan warna yang
indah dan cinta yang sekaligus mewarnai hari-hariku dengan warna yang kelam.
Bangku
SMP adalah saksi bisu pertemuan antara aku dan dia, ya... cinta pertamaku. Pada
saat itu saya duduk di salah satu bangku SMP di Rogojampi kelas IX. Dia adalah salah satu teman kelasku. Aku dan dia berteman cukup baik.begini cerita cinta pertama
saya waktu SMP, ada cowok yang memang tampangnya lumayan :p bisa dibilang
populerlah biasa aktif dimana-mana, anak band, anak futsal
Hari demi hari telah kujalani, hubungan pertemananku
dengan dia semakin dekat. Aku dan dia bercanda, tertawa, dan belajar
bersama-sama. Menurutku, dia adalah orang yang baik, asik, dewasa, dan saya
sempat berfikir mungkin lebih asik lagi jika hubunganku dan dia semakin dan
semakin dekat lagi.
Dan pada suatu hari, dimana itu merupakan salah satu
hari yang spesial buatku. Dia memintaku untuk menjadi satu-satunya orang
spesial yang bisa menemani hari-harinya. Pada saat itu, aku merasa seakan menjadi
orang yang paling beruntung.
Hari-hariku pun aku lalui dengan tawa dan canda
bersama dia dan juga teman-temanku. Dia telah memberikan warna yang sangat
indah di dalam kehidupanku. Dia adalah sosok pria yang asik, baik, dewasa, dan
bisa diajak gila-gilaan tanpa takut jadi gila beneran.
Namun, perasaan senang dan bahagia itu hanya sesaat
kurasakan. Dua bulan kemudian, aku harus menghadapi keadaan dimana aku harus
mengakhiri sebuah kisah yang manis itu bersama dia. Aku dan dia sudah tidak
bisa tertawa atau bercanda bersama-sama lagi. Karena, demi sahabatku dan
sahabatnya kami harus mengambil keputusan yang pahit ini. Keputusan yang sampai
sekarang menjadi sebuah penyesalan yang sangat disesalkan bagiku dan juga
baginya. Aku merasa berat untuk meninggalkan dia, serasa hubungan ini sangat
cepat. Kenangan-kenangan bersama dia hanyalah masalaluku bersama dia yang
sangat indah.
Setelah kejadian itu, saya mencoba untuk menjalani
hari-hariku dengan senyuman tanpa dirinya. Sulit bagiku untuk melupakannya atau
tidak memikirkannya, karena hanya dialah sosok pria yang mampu membuatku merasa
nyaman dan merasa senang ketika berada di dekatnya. Canda tawa selalu kita
ungkapkan bersama. Susah senang selalu
kita hadapin bersama.
Beberapa bulan kemudian saat pengumuman kelulusan
tiba, senang rasanya ketika mengetahui bahwa aku dan dia LULUS UN tahun 2012. Tapi rasa
sedih juga turut menghiasi perasaanku. Rasa sedih akan berpisahnya diriku
dengannya, rasa sedih karena mungkin kedepannya aku tidak dapat lagi melihat
sosok dirinya yang damai dan teduh. Takkan kulihat wajah setampan dan sosok dia
yang seperti orang cina. Hanya bayangan dia yang selalu menemani hari-hariku
saat ini.
Pada saat itu saya berfikir, mungkin memang sudah
saatnya aku harus berpisah dengan dia dan tidak akan bertemu lagi dengannya,
dan mungkin dia bukanlah yang terbaik untukku. Tapi, ternyata itu salah.
Sampai saat ini, aku masih menyimpan rasa kepadanya, begitu pun juga dengannya, dia mengakui semua itu kepadaku. Hanya saja, saat ini aku dan dia harus menghadapi keadaan dimana kami berdua tidak harus bersama lagi. Dia mempunyai pilihan sendiri, dan sekarang dia sedang menjalani pilihannya itu.
Sampai saat ini, aku masih menyimpan rasa kepadanya, begitu pun juga dengannya, dia mengakui semua itu kepadaku. Hanya saja, saat ini aku dan dia harus menghadapi keadaan dimana kami berdua tidak harus bersama lagi. Dia mempunyai pilihan sendiri, dan sekarang dia sedang menjalani pilihannya itu.
Aku akan mencoba untuk melupakannya dan berhenti untuk
memikirkannya. aku akan mencoba mencari pengganti dirinya sebisa mungkin. Jodoh
telah diatur Tuhan. Kalau misalnya jodoh, kami berdua pasti akan dipersatukan
kembali. Amiin
...
Aku percaya, semua akan indah pada waktunya.
Aku percaya, semua akan indah pada waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar