Minggu, 27 April 2014

Cerpen "Cinta Pertamaku"




Di masa-masa remaja yang labil dan penuh dengan kisah yang manis untuk dikenang, aku sendiri di sini menahan luka sakit hati yang aku alami sendiri. Aku luka karena cinta. Cinta yang telah lama pergi dan dengan tiba-tiba cinta itu hadir kembali menghiasi hari-hariku.
Jaman SMP biasa orang sebut cinta monyet  atau ya sebatas suka-suka gitu aja, pacaran, putus, balikan, dan lain-lain.
Cinta itu adalah cinta pertamaku. Cinta yang dapat membuat hari-hariku penuh dengan senyuman kebahagiaan. Cinta yang telah mewarnai hari-hariku dengan warna yang indah dan cinta yang sekaligus mewarnai hari-hariku dengan warna yang kelam.
Bangku SMP adalah saksi bisu pertemuan antara aku dan dia, ya... cinta pertamaku. Pada saat itu saya duduk di salah satu bangku SMP di Rogojampi kelas IX. Dia adalah salah satu teman kelasku. Aku dan dia berteman cukup baik.begini cerita cinta pertama saya waktu SMP, ada cowok yang memang tampangnya lumayan :p bisa dibilang populerlah biasa aktif dimana-mana, anak band, anak futsal
Hari demi hari telah kujalani, hubungan pertemananku dengan dia semakin dekat. Aku dan dia bercanda, tertawa, dan belajar bersama-sama. Menurutku, dia adalah orang yang baik, asik, dewasa, dan saya sempat berfikir mungkin lebih asik lagi jika hubunganku dan dia semakin dan semakin dekat lagi.
Dan pada suatu hari, dimana itu merupakan salah satu hari yang spesial buatku. Dia memintaku untuk menjadi satu-satunya orang spesial yang bisa menemani hari-harinya. Pada saat itu, aku merasa seakan menjadi orang yang paling beruntung.
Hari-hariku pun aku lalui dengan tawa dan canda bersama dia dan juga teman-temanku. Dia telah memberikan warna yang sangat indah di dalam kehidupanku. Dia adalah sosok pria yang asik, baik, dewasa, dan bisa diajak gila-gilaan tanpa takut jadi gila beneran.
Namun, perasaan senang dan bahagia itu hanya sesaat kurasakan. Dua bulan kemudian, aku harus menghadapi keadaan dimana aku harus mengakhiri sebuah kisah yang manis itu bersama dia. Aku dan dia sudah tidak bisa tertawa atau bercanda bersama-sama lagi. Karena, demi sahabatku dan sahabatnya kami harus mengambil keputusan yang pahit ini. Keputusan yang sampai sekarang menjadi sebuah penyesalan yang sangat disesalkan bagiku dan juga baginya. Aku merasa berat untuk meninggalkan dia, serasa hubungan ini sangat cepat. Kenangan-kenangan bersama dia hanyalah masalaluku bersama dia yang sangat indah.
Setelah kejadian itu, saya mencoba untuk menjalani hari-hariku dengan senyuman tanpa dirinya. Sulit bagiku untuk melupakannya atau tidak memikirkannya, karena hanya dialah sosok pria yang mampu membuatku merasa nyaman dan merasa senang ketika berada di dekatnya. Canda tawa selalu kita ungkapkan bersama.  Susah senang selalu kita hadapin bersama.
Beberapa bulan kemudian saat pengumuman kelulusan tiba, senang rasanya ketika mengetahui bahwa aku dan dia LULUS UN tahun 2012. Tapi rasa sedih juga turut menghiasi perasaanku. Rasa sedih akan berpisahnya diriku dengannya, rasa sedih karena mungkin kedepannya aku tidak dapat lagi melihat sosok dirinya yang damai dan teduh. Takkan kulihat wajah setampan dan sosok dia yang seperti orang cina. Hanya bayangan dia yang selalu menemani hari-hariku saat ini.
Pada saat itu saya berfikir, mungkin memang sudah saatnya aku harus berpisah dengan dia dan tidak akan bertemu lagi dengannya, dan mungkin dia bukanlah yang terbaik untukku. Tapi, ternyata itu salah.
Sampai saat ini, aku masih menyimpan rasa kepadanya, begitu pun juga dengannya, dia mengakui semua itu kepadaku. Hanya saja, saat ini aku dan dia harus menghadapi keadaan dimana kami berdua tidak harus bersama lagi. Dia mempunyai pilihan sendiri, dan sekarang dia sedang menjalani pilihannya itu.
Aku akan mencoba untuk melupakannya dan berhenti untuk memikirkannya. aku akan mencoba mencari pengganti dirinya sebisa mungkin. Jodoh telah diatur Tuhan. Kalau misalnya jodoh, kami berdua pasti akan dipersatukan kembali. Amiin ...
Aku percaya, semua akan indah pada waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar