Minggu, 27 April 2014

Cerpen "Dibalik Awan"


           Di balik awan ku menunggu itu datang. Ku tatap langit berharap itu terjadi. Berharap dan terus berharap mimpi kecil yang masih berada di balik awan. Agar awan itu pindah dan mimpiku bisa jadi kenyataan
Terlalu konyol ku katakan tetapi itulah kenyataanya. Aku bernama Nur Faida, biasa di panggil faida. Aku ingin sekali mimpi kecilku itu terwujud sedari ku menunggu sejak kecil sampai kelas 3 SMP sekarang. Entah kenapa, aku ingin sekali itu terwujud dan sekarang mimpi kecilku itu menjadi kenyataan.
Hari jumat sepulang sekolah, ku pandang langit yang bersahabat denganku. Ku berlari secepat mungkin karena ku tak mau temanku Ninda memelukku dan aku tak mau menjadi kue bercampur kopi. Begitulah masa remaja menurutku, setiap ada teman kita yang ulang tahun pasti ujung – ujungnya orang yang berulang tahun itu akan ditaburi maupun di lempari dengan terigu , air dan telur maka menjadilah kue di kepalanya.Ku beruntung sekali, aku tidak terkena semua itu dan kami sekelas perempuan semuanya pergi kerumah ninda.
Saat ku lihat Ninda , ada rasa iri dariku. Sejak kecil ulang tahunku tidak pernah dirayakan oleh teman-temanku semua, ku memang pernah dirayakan ulang tahunku tapi aku hanya 1 kali itupun ku sama keluarga ajah. Ku ingin sekali ulang tahunku dirayakan oleh teman-teman semua, aku selalu menunggu sampai sekarang ini. Ku pahami itu bahwa tanggal lahirku 3 Agustus 1998 jadi ulang tahunku sulit untuk dirayakan karena pada bulan kelahiranku itu adalah bulan ramadhan tetapi ku ingin sekali itu di rayakan walau ditunda waktunya.
Dirumah Ninda, kami semua menunggu 2 teman kami yang akan membawa kue ulang tahun untuk Ninda. Banyak hal yang temanku lakukan semuanya saat menunggu 2 teman kami dan juga ninda yang sedang mandi ini. Ada yang saling berbincang-bincang , main-main bersama dan memperbaiki kerudung.
Tak lama kemudian, Atul dan Dilah datang membawakan kue ulang tahun berbentuk segi empat untuk Ninda . Teman-temanku pun menancapkan lilin. Betapa senangnya Ninda pastinya akan hal ini.
“Happy birthday Ninda!”sorak semua temanku saat Ninda turun dari tangga rumahnya.
Ninda pun bergabung pada kita semua dan kami semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan Nindapun meniup lilinnya lalu memotong kue ulang tahun yang di beli dari kumpulan uang semua teman di kelas kemudian kami semunya memakan kue ulang tahun itu yang ternyata masih ada sisa sepotong kue ulang tahun Ninda yang kira-kira besarnya 40 derajat.
Tak ku sangka Wawa,Inna dan Icha seseorang yang sudah ku anggap sahabat itu menancapkan lilin lebih dari 8 dengan api yang sudah berada di pucuknya dan menghampiriku. “Faida! Selamat ulang tahun yah. Kan Ulang Tahunmu belum dirayakan waktu itu”kata Wawa yang berada di depanku dengan membawa kue Ulang tahun.
Mereka menyanyikan Lagu Selamat Ulang tahun dan akupun meniupnya. Ya Allah, aku sangat gembira sekali sekaligus terharu. Aku ingin sekali menangis karena saking senangnya tapi ku tahan mataku agar tidak menangis. setelah itu iseng-isengnya Wawa mencolek kue itu dan memberikan mukaku krim kue. Astaga, reflex saja aku membalasnya dan juga Inna melakukan hal seperti itu. Akan hal itu, kerudungku menjadi kotor dan begitu juga mereka berdua.
Alhamdulillah, akhirnya mimpi kecilku sudah terwujud dan selang beberapa hari setelah itu mereka berdua memberikanku kado ulang tahun untukku sebuah pulpen berwarna hijau. Aku sangat senang karena sekian lama ku menunggu akhirnya terwujud juga. Terimah kasih ya Allah engkau sudah mewujudkan mimpi kecilku itu. Mimpi yang dulunya berada di balik awan sekarang sudah menjadi kenyataan. Itulah mimpi kecilku, ingin dirayakan ulang tahunku dan di beri kado.





 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar