Di balik awan ku
menunggu itu datang. Ku tatap langit berharap itu terjadi. Berharap dan terus
berharap mimpi kecil yang masih berada di balik awan. Agar awan itu pindah dan
mimpiku bisa jadi kenyataan
Terlalu konyol ku
katakan tetapi itulah kenyataanya. Aku bernama Nur Faida, biasa di panggil
faida. Aku ingin sekali mimpi kecilku itu terwujud sedari ku menunggu sejak
kecil sampai kelas 3 SMP sekarang. Entah kenapa, aku ingin sekali itu terwujud
dan sekarang mimpi kecilku itu menjadi kenyataan.
Hari jumat sepulang
sekolah, ku pandang langit yang bersahabat denganku. Ku berlari secepat mungkin
karena ku tak mau temanku Ninda memelukku dan aku tak mau menjadi kue bercampur
kopi. Begitulah masa remaja menurutku, setiap ada teman kita yang ulang tahun
pasti ujung – ujungnya orang yang berulang tahun itu akan ditaburi maupun di
lempari dengan terigu , air dan telur maka menjadilah kue di kepalanya.Ku
beruntung sekali, aku tidak terkena semua itu dan kami sekelas perempuan
semuanya pergi kerumah ninda.
Saat ku lihat Ninda ,
ada rasa iri dariku. Sejak kecil ulang tahunku tidak pernah dirayakan oleh
teman-temanku semua, ku memang pernah dirayakan ulang tahunku tapi aku hanya 1
kali itupun ku sama keluarga ajah. Ku ingin sekali ulang tahunku dirayakan oleh
teman-teman semua, aku selalu menunggu sampai sekarang ini. Ku pahami itu bahwa
tanggal lahirku 3 Agustus 1998 jadi ulang tahunku sulit untuk dirayakan karena
pada bulan kelahiranku itu adalah bulan ramadhan tetapi ku ingin sekali itu di
rayakan walau ditunda waktunya.
Dirumah Ninda, kami
semua menunggu 2 teman kami yang akan membawa kue ulang tahun untuk Ninda.
Banyak hal yang temanku lakukan semuanya saat menunggu 2 teman kami dan juga
ninda yang sedang mandi ini. Ada yang saling berbincang-bincang , main-main
bersama dan memperbaiki kerudung.
Tak lama kemudian,
Atul dan Dilah datang membawakan kue ulang tahun berbentuk segi empat untuk
Ninda . Teman-temanku pun menancapkan lilin. Betapa senangnya Ninda pastinya
akan hal ini.
“Happy birthday Ninda!”sorak
semua temanku saat Ninda turun dari tangga rumahnya.
Ninda pun bergabung
pada kita semua dan kami semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan
Nindapun meniup lilinnya lalu memotong kue ulang tahun yang di beli dari
kumpulan uang semua teman di kelas kemudian kami semunya memakan kue ulang
tahun itu yang ternyata masih ada sisa sepotong kue ulang tahun Ninda yang kira-kira
besarnya 40 derajat.
Tak ku sangka
Wawa,Inna dan Icha seseorang yang sudah ku anggap sahabat itu menancapkan lilin
lebih dari 8 dengan api yang sudah berada di pucuknya dan menghampiriku.
“Faida! Selamat ulang tahun yah. Kan Ulang Tahunmu belum dirayakan waktu
itu”kata Wawa yang berada di depanku dengan membawa kue Ulang tahun.
Mereka menyanyikan
Lagu Selamat Ulang tahun dan akupun meniupnya. Ya Allah, aku sangat gembira
sekali sekaligus terharu. Aku ingin sekali menangis karena saking senangnya
tapi ku tahan mataku agar tidak menangis. setelah itu iseng-isengnya Wawa
mencolek kue itu dan memberikan mukaku krim kue. Astaga, reflex saja aku
membalasnya dan juga Inna melakukan hal seperti itu. Akan hal itu, kerudungku menjadi
kotor dan begitu juga mereka berdua.
Alhamdulillah,
akhirnya mimpi kecilku sudah terwujud dan selang beberapa hari setelah itu
mereka berdua memberikanku kado ulang tahun untukku sebuah pulpen berwarna
hijau. Aku sangat senang karena sekian lama ku menunggu akhirnya terwujud juga.
Terimah kasih ya Allah engkau sudah mewujudkan mimpi kecilku itu. Mimpi yang
dulunya berada di balik awan sekarang sudah menjadi kenyataan. Itulah mimpi
kecilku, ingin dirayakan ulang tahunku dan di beri kado.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar